Unjuk Rasa Berujung Rusuh di Chile, Dua Gereja Dibakar

Senin, 19 Oktober 2020 | 15:51 WIB
Unjuk Rasa Berujung Rusuh di Chile, Dua Gereja Dibakar
Ilustrasi kebakaran (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demostrasi di Chile berubah menjadi keruusahan setelah sejumlah orang membakar dua geraja, hampir menghancurkan salah satunya.

Menyadur BBC, Senin (19/10/2020), sebuah markas polisi dilempai peledak dan toko-toko dijarah dalam protes yang awalnya digelar dengan damai.

Unjuk rasa pada Minggu (18/10) menandai satu tahun gerakan protes massal, mempermasalahkan konstitusi Chile dibawah kepemimpinan militer setelah Jenderal Augusto Pinochet merebut kekuasaan pada 1973.

Para demonstran mendesak orang-orang untuk memberikan suara, mendukung konstitusi baru dalam referendum akhir pekan depan.

Baca Juga: Guru Dipenggal Gegara Kartun Nabi Muhammad, Ribuan Warga Prancis Demo

Kepolisian mengatakan 18 petugas terluka dalam kerusuhan demo hari Minggu, sementara Menteri Dalam Negeri Victor Perez, meminta suara warga agar terdengar selama referendum.

"Mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini tidak ingin Chile menyelesaikan masalah kami melalui cara-cara demokratis," ujar Perez, menambahkan pihaknya kan menjerat hukum para pelaku kekerasan di unjuk rasa.

Pengunjuk rasa yang memakai topeng menyerang gereja di ibu kota Chile, Santiago, membakar salah satu menara tempat ibadah itu.

Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk memukul para demonstran yang terlibat kerusuhan.

Protes pertama kali meletus di Chile pada Oktober 2019 lalu, dengan diadakan hampir setiap hari. Tapi saat Covid-19 terjadi, intensitas aksi mulai menurun.

Baca Juga: Jika Kalah dari Joe Biden, Trump Berkelakar akan Pergi dari Amerika Serikat

Unjuk rasa awalnya dipicu oleh kenaikan tiket metro di Santiago. Hingga belakangan meluas untuk mengecam ketidaksetaraan di Chile, terkait tingginya biaya kesehatan dan buruknya pendanaan pendidikan.

Disebutkan, penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh polisi, ratusan demonstran ditembak peluru karet, semakin memicu kemarahan warga Chile.

Pada puncak protes Oktober 2019 lalu, Chili menarik diri dari tuan rumah dua KTT internasional utama, KTT iklim COP25 dan forum perdagangan APEC, karena khawatir kerusuhan akan meningkat.

Lebih dari 30 orang kehilangan nyawa dan ribuan lainnya luka-luka selama demonstrasi tahun lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI