Jokowi Minta WHO Indonesia Dilibatkan Pelatihan Pemberian Vaksin Covid-19

Senin, 19 Oktober 2020 | 14:49 WIB
Jokowi Minta WHO Indonesia Dilibatkan Pelatihan Pemberian Vaksin Covid-19
Presiden Jokowi. [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya tak menganggap enteng dalam implementasi vaksin covid-19 ke masyarakat.

Iapun meminta agar jajarannya melibatkan badan kesehatan dunia atau WHO Indonesia dalam memberikan pelatihan membawa vaksin.

"Saya minta ini dilibatkan WHO, WHO Indonesia agar mereka bisa memberikan training-training, sehingga apa standarnya itu menjadi jelas," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/10/2020).

Jokowi mengingatkan bukan hal yang mudah dalam membawa dan mengurus vaksin Covid-19. Pasalnya dibutuhkan perlakuan khusus dan kehati-hatian dalam membawa vaksin tersebut

Baca Juga: Khusus Tenaga Medis, Awal Pemberian Vaksin Covid-19 Dilakukan pada November

"Hati-hati. Hati-hati mengenai vaksin. Bukan barang gampang ini. Setelah saya pelajari semakin hari semakin saya yakin tidak mudah," tutur dia.

Tak hanya itu, mantan Wali Kota Solo tersebut menyebut setiap vaksin memiliki standar yang berbeda-beda. Karenanya harus mendapatkan treatment yang berbeda pula.

"Karena vaksin-vaksin pun ini harus mendapatkan treatment dan perlakuan yang spesifik tiap vaksin beda-beda. Dari G42 itu beda, dari Sinovac beda lagi, nanti dari AstraZeneca beda lagi, nyimpennya di cold storagenya seperti apa, tidak boleh guncang," kata Jokowi.

Kepala Negara itu menambahkan berdasarkan laporan dari Menteri BUMN Erick Thohir, AstraZeneca akan melakukan pengiriman pertama vaksin pada bulan April 2021. 

Adapun total vaksin yang didapat dari AstraZeneca yakni 100 juta dosis vaksin, atau setiap bulannya akan dikirim sebanyak 11 juta dosis vaksin.

Baca Juga: Sebut NU Ibarat Bus yang Sopirnya Mabuk, Ini 5 Jejak Kontroversi Gus Nur

"Mengenai vaksin agar betul-betul perencanaannya disiapkan betul, agar kita tidak salah lagi dalam komunikasi publik yang ada," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI