Suara.com - Puluhan paus pilot terdampar di pantai Pulau Utara, Selandia Baru. Departemen Konservasi pada Minggu (18/10/2020) menyatakan belasan di antaranya mati.
Menyadur Channel News Asia, sekitar 40 hingga 50 paus pilot terdampar di pantai Semenanjung Coromandel sejak Sabtu (17/10).
Tim penyelamat dan sukarelawan berupaya sepanjang hari untuk membuat sekitar 25 paus kembali berenang ke perairan.
Departemen konservasi mengatakan lima paus ditemukan mati pada sabtu malam di lokasi tempat mereka terdampar.
Baca Juga: Untuk Pertama Kali, Ratusan Wisatawan di Sydney Tidak Diwajibkan Karantina
"Meskipun air pasang sekitar jam 9 malam pada Sabtu, memungkinkan paus yang terdampar untuk berenang kembali, tapi anggota kelompok itu terdampar lagi pagi ini," kata departemen konservasi melalui Facebook.
Lebih lanjut disebutkan, belasan paus yang mati ditemukan tertahan di kawasan bebatuan pada Minggu (18/10) pagi.
"Kami meyakini sebagain besar paus yang terdampar telah bergabung kembali ke dalam kelompok pagi ini dan telah didampingi ke perairan dalam," tulis departemen konservasi.
Dalam foto yang beredar di media sosial, nampak sejumlah paus terdampar di pasir pantai, ditutupi kain-kain berwarna putih.
Daren Grover, manajer umum kelompok penyelamat Proyek Jonah, mengatakan paus itu telah memisahkan diri dari kelompok utama, mengutip laporan Stuff.
Baca Juga: Partisipasi Meningkat, 1,28 Juta Warga Ikut Pemilu Selandia Baru
“Ini bukanlah hasil yang selalu kami harapkan. Sangat menyedihkan bahwa mereka terdampar dan mati," ujarnya.
Grover menggambarkan Colville Bay sebagai lokasi yang cukup berbahaya karena airnya yang dangkal dan berlumpur. Kini, penyelamat bekerja untuk memastikan sisa polong tetap berada di air yang lebih dalam.
September lalu, hamir 400 paus mati setelah terdampat di pesisir pantai pulau Tasmania, merupakan salah satu peristiwa paus terdampar massal terbesar di dunia.
Dilansir ANTARA, pejabat Australia pada Kamis (24/9) mulai merencanakan tugas berat untuk membuang hampir 400 bangkai paus karena harapan akan ada lebih banyak paus terdampar yang selamat telah pudar.
Para ahli biologi kelautan memperingatkan bahwa tugas pembuangan bangkai paus itu akan rumit.
"Menangani lebih dari 400 paus mati adalah masalah nyata. (Itu) harus dibuang sangat jauh," kata Vanessa Pirotta, seorang ilmuwan kelautan di Universitas Macquarie.
Peristiwa terdamparnya ratusan paus itu merupakan yang terbesar dalam catatan sejarah di Australia yang modern, menarik perhatian pada fenomena alam yang sebagian besar masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.