"Tapi justru KAMI membuka semua perspektif semua orang untuk bergabung, dengan konsekuensi semua aparat di situ," ungkap dia.
Lebih lanjut, mengenai pembukaan isi chat grup WhatsApp, Rocky menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak etis.
Ia pun memberi ancaman dengan memberikan perumpamaan tamu di sebuah rumah.
"Ngintip WA grup dari KAMI yang sebetulnya enggak hanya berbahaya tapi sebenarnya enggak sopan. Itu sama kayak masuk ruang makan nerobos ruang tidur. Kalau saya ada di situ, saya cemplungin ke WC sekalian, dikunci di situ. Kan enggak boleh dong itu, etika begituan," ujar dia.
Sebelumnya, Bareskrim Polri sebelumnya mengungkapkan bahwa penangkapan terhadap anggota dan petinggi KAMI Medan berawal atas adanya percakapan di sebuah grup WhatsApp.
Dalam grup tersebut mereka diduga menyebarkan ujaran kebencian sekaligus melakukan penghasutan untuk melakukan demo menolak Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja hingga berujung anarkis.
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono ketika itu tidak merinci detil percakapan dalam grup WhatsApp tersebut. Hanya saja dia mengklaim bahwa percakapan dalam grup WhatsApp anggota KAMI Medan itu diduga sebagai pemicu terjadinya demo yang berujung anarkis.
"Kalau rekan-rekan ingin membaca WA (WhatsApp Grup)-nya ngeri. Pantas di lapangan terjadi anarki," kata Awi.
"Sehingga masyarakat yang mohon maaf tidak paham betul akan tersulut. Ketika direncanakan sedemikian rupa untuk membawa ini itu untuk melakukan pengrusakan semua terpapar jelas di WA," imbuhnya.
Baca Juga: Deklarasi KAMI Riau Dibatalkan Secara Langsung, Ini Alasannya