Suara.com - Sebuah tempat latihan kebugaran di Inggris mendapatkan bantuan dari warga hingga Rp 719 juta setelah ngotot tetap buka saat pandemi Covid-19 dan dijatuhi hukuman denda.
Menyadur Sky News, Jumat (16/10/2020) Body Tech Fitness di Moreton, Inggris dijatuhi hukuman denda hingga 1.000 poundsterling (Rp 19 juta) setelah melanggar aturan batasan Tier 3 yang mulai berlaku di area tersebut pada hari Rabu.
Nick Whitcombe, sang owner tempat gym tersebut mengatakan di Instagram bahwa dia tidak akan menutupnya.
"Kami tetap buka untuk keuntungan finansial tetapi lebih untuk kesejahteraan mental dan fisik anggota kami.
Baca Juga: Indonesia Peringkat Pertama Covid-19 di ASEAN, IDI: Bukan Kondisi Buruk
"Gym harus didukung dalam memerangi obesitas COVID, kesehatan mental dan banyak kondisi dan penyakit lainnya." tulis Nick.
Pada hari Rabu, dia memposting video yang menunjukkan lima petugas polisi di tempat gym miliknya - yang katanya telah memperingatkan dia untuk tutup.
Polisi Merseyside mengkonfirmasi petugas pergi ke tempat Nick pada Rabu pagi setelah ada laporan bahwa adanya pelanggaran terhadap aturan baru.
Petugas akhirnya menjatuhi hukuman denda 1.000 poundsterling ketika di kemudian hari petugas masih mendapati tempat gym tersebut buka.
Nick mengatakan dia diberitahu bahwa denda akan berlipat ganda jika ia berulang kali menolak untuk menutup tempat usahanya.
Baca Juga: Maruf Amin: Vaksin Covid-19 Belum Halal Boleh Digunakan, Tapi...
Melihat kisah Nick, warga justru menaruh simpati dan mengumpulkan uang melalui laman GoFundMe untuk membantu membayar denda, bahkan jumlah yang terkumpul hingga 38.000 poundsterling atau sekitar Rp 719 juta.
Kepala Polisi Merseyside Inspektur Claire Richards menekankan aturan baru itu penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.
"Fokus dari kita semua sekarang harus pada pencegahan penyebaran virus dan mengembalikan kita ke keadaan normal secepat dan seaman mungkin.
"Pembatasan baru telah diterapkan untuk mencoba mencapai hal tersebut, dan jika kita tidak bertindak tegas dan kolaboratif, dampaknya bisa lebih keras dan bertahan lebih lama." jelas Inspektur Claire Richards.
Jaringan gym terbesar di Inggris, Pure Gym, mengatakan sedang mempertimbangkan tindakan hukum atas keputusan untuk menutup gym di kota.
Sementara itu, petisi yang mendesak pemerintah untuk mengecualikan gym dari tindakan anti-COVID sejauh ini telah ditandatangani oleh lebih dari 131.000 orang.