Suara.com - Budayawan Sujiwo Tejo menyarankan lebih baik Indonesia tidak perlu menerima jatah vaksin dari WHO jika hanya untuk 20 persen penduduk saja.
Sujiwo Tejo beranggapan bahwa lebih baik masyarakat tetap senasib dan sepenanggungan menghadapi virus corona dibanding harus berebut mendapat vaksin.
Saran ini ia lontarkan ketika menanggapi sebuah artikel berita bahwa jatah vaksin yang didapat Indonesia dari WHO hanya mencakup 20 persen dari populasi RI.
"Bila berita ini benar bahwa jatah vaksin cuma untuk 20% populasi, mending enggak usah vaksin-vaksinan. Kita hadapi saja corona dengan senasib dan sepenanggungan tanpa vaksin," tulis Sujiwo Tejo dikutip Suara.com dari Twitter-nya, Jumat (16/10/2020).
Ia menyebut sebaiknya masyarakat bersatu mengumpulkan energi untuk bekerja dibanding melawan bangsa sendiri demi vaksin.
"Lebih baik energi kolektif kita gunakan untuk bekerja dan pasrah, daripada terbuang-buang untuk rebutan vaksin dan bangsa makin ambyar," lanjut Sujiwo Tejo.

Indonesia dikabarkan telah mengamankan jatah vaksin virus corona dari WHO sebanyak 213 juta dosis.
Pemerintah sendiri menargetkan 350 juta dosis vaksin untuk penduduk Indonesia.
Sementara itu, WHO menjatah 20 persen vaksin dalam hubungan multilateral melalui COVAX, sebuah kemitraan global yang bertujuan untuk mendukung pengembangan vaksin.
Baca Juga: Maruf Amin: Vaksin Covid-19 Belum Halal Boleh Digunakan, Tapi...
BPOM Gandeng MUI ke China