Suara.com - Kota di China yang belakangan menjadi tempat munculnya klaster Covid-19 baru, Qingdao, menghukum dua pejabat yang dianggap bertanggung jawab atas kasus-kasus infeksi belakangan ini.
Menyadur Channel News Asia, Kamis (15/10), belasan kasus virus corona baru di Qingdao, mengakhiri masa bebas infeksi China selama dua bulan terakhir.
Otoritas berwenang Qingdao mengumumkan pihaknya telah menangguhkan kepala komisi kesehatan kota dan memecat seorang direktur rumah sakit.
Kota pesisir ini telah mencatatkan 13 infeksi. Kebanyakan kasus terkait dengan Rumah Sakit Qingdao Chest, tempat perawatan dan isolasi para pelancong mancanegara yang terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Gara-gara Percaya Takhayul, Pelatih Sister Club Man City Tak Digaji Sebulan
Salah satu kasus Covid-19 melibatkan pekerja pelabuhan yang sebelumnya dites positif terinfeksi, tapi baru menunjukkan gejala setelah 20 hari.
Kemunculan klaster baru membuat Qingdao langsung ambil langkah utnuk menguji seluruh sembilan juta penduduknya dalam waktu lima hari.
Lebih dari tujuh juta hasil telah muncul sejak Kamis (15/10) pagi, dengan tidak ada infeksi tambahan, selain yang dilaporkan.
Hampir 225.000 orang yang melakukan perjalanan ke Qingdao sejak 23 September dari kota lain di Provinsi Shandong dilacak dan dites, lansir harian Global Times pada Selasa (13/10).
Namun, semua tes asam nukleat dari orang-orang yang dilacak menunjukkan hasil negatif.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 di Spanyol: Kasus Anak Keracunan Hand Sanitizer Meroket
Pada Senin (12/10), China memulai pengujian darurat massal virus korona di kota pelabuhan timur.
Komisi Kesehatan Kota Qingdao mengonfirmasi enam infeksi baru, sementara enam kasus tanpa gejala lainnya terdeteksi pada Minggu.
Pengujian untuk lebih dari sembilan juta penduduk di lima distrik diharapkan selesai pada Rabu.
Sejak wabah pertama kali muncul di Kota Wuhan Desember lalu, China telah mengonfirmasi 85.622 kasus, termasuk 4.634 kematian. Data Worldometer, Kamis (15/10), melaporkan adanya 11 kasus tambahan infeksi baru.