Suara.com - Penjualan minuman beralkohol dilarang di sekitar perkantoran Dewan Rakyat atau House of Commons setelah London menaikkan status siaga Covid-19 menjadi tingkat dua.
Menyadur The Guardian, Jumat (16/10/2020) Sir Lindsay Hoyle mengatakan larangan tersebut akan mulai berlaku pada hari Sabtu.
Langkah tersebut dilakukan setelah sekretaris kesehatan, Matt Hancock, mengumumkan bahwa ibu kota akan ditempatkan pada status tingkat 2, di mana pertemuan dalam ruangan antara rumah tangga dilarang. Bar dan restoran, bagaimanapun, diperbolehkan untuk tetap buka.
Saat ini, hanya wilayah kota Liverpool yang menerapkan peraturan tingkat 3 paling ketat, yang mencegah pub dibuka kecuali mereka menyajikan makanan.
Baca Juga: Banyak Kejutan di Liga Inggris 2020/2021, Apa Penyebabnya?
Minuman beralkohol dapat dibeli di hotel di area tingkat 3 hanya jika disertai dengan makanan besar, menurut panduan pemerintah.
"Menyusul keputusan pemerintah untuk memindahkan London ke kategori waspada Covid tingkat 2, saya telah meminta otoritas parlemen untuk memperkenalkan langkah-langkah agar House of Commons sejalan dengan gambaran nasional," buka Lindsay Hoyle.
"Karena anggota parlemen mewakili konstituen yang berbeda di tingkatan yang berbeda, saya telah memutuskan untuk menghentikan penjualan alkohol di seluruh House of Commons mulai hari Sabtu ini.
"Ini berarti tidak mungkin untuk membeli minuman beralkohol dari salah satu gerai katering kami di masa mendatang, baik makanan disajikan atau tidak.
"Komisi House of Commons akan bertemu pada hari Senin untuk mempertimbangkan langkah-langkah lain yang diperlukan untuk melindungi anggota parlemen, staf dan staf rumah tangga mereka, sambil mempertahankan status Covid-secure kami." papar Lindsay Hoyle.
Baca Juga: Newcastle United Amankan Servis Allan Saint-Maximin hingga 2026
House of Commons atau Dewan Rakyat adalah majelis rendah dalam Parlemen Britania Raya yang beranggotakan 650 orang.
Dewan yang didirikan pada abad ke-14, awalnya memiliki kekuasaan tidak begitu besar, tetapi kini kekuasaan perundangannya lebih besar dari Dewan Bangsawan/majelis tinggi.
Sebelumnya, Afrika Selatan juga pernah melarang penjualan minuman keras usai negara tersebut mencatatkan kasus Covid-19 harian tertinggi pada bulan Juli.
Dikutip dari BBC, larangan penjualan miras tersebut dimulai pada Senin (13/7). Bersamaan dengan dengan pembatasan ini, aturan wajib memakai masker di luar ruangan dan jam malam akan diberlakukan.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan larangan alkohol untuk kedua kalinya di negara ini akan mengurangi tekanan pada sistem kesehatan nasional.
Ramaphosa menyebut kendati banyak orang telah melakukan tindakan yang membantu mencegah penyebaran Covid-19, beberapa masih enggan bertanggung jawab untuk saling menghormati dan melindungi satu sama lain.