Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar mendesak pemerintah untuk segera memproses dalang aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Menurut Renanda Bachtar, suasana saat ini sedang gaduh karena berbagai pihak saling menuduh.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Renanda Bachtar dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang video tayangannya sudah diunggah di kanal YouTube Apa Kabar Indonesia TV One, Kamis (15/10/2020).
"Beberapa aparat pemerintah mengakui sudah tahu dalang-dalang dibalik aksi kemarin. Bersama dengan itu beredar disinformasi terutama yang mengatakan bahwa pelakunya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Memang bukan dari pemerintah, tetapi di Media Sosial," ujar Renanda Bachtar seperti dikutip Suara.com, Jumat (16/10/2020).
Baca Juga: Syahganda dan Jumhur Jadi Tersangka, Rachland: Gampang Uji Kebenarannya
"Tentu jadi pertanyaan bagi kita semua, siapa sebenarnya yang dimaksud oleh pemerintah ini?" imbuhnya.
Renanda Bachtar dalam kesempatan tersebut pun menuturkan bahwa asal muasal kegaduhan ini berasal dari pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang menuai protes dari berbagai kalangan.
Menurutnya, para pengunjuk rasa yang turun ke lapangan tidak seluruhnya ditumpangi. Sebab mereka benar-benar menyuarakan suara kegelisahannya.
"Sebenarnya ini kan disinformasi akibat tidak jelasnya draft naskah final UU Omnibus Law Cipta Kerja sehingga terjadi perang hoaks. Ini yang jadi masalah karena tidak ada rujukan juga dari pemerintah mana draft final yang asli," ungkapnya.
"Ini menghina pihak yang ingin menuntut perbaikan hidupnya dari UU Omnibus Law Cipta Kerja ini," tukas Renanda Bachtar Lanjut.
Baca Juga: Total 14 Orang Jadi Tersangka Demo Rusuh Tolak Omnibus Law di Jawa Timur
Dalam kesempatan tersebut, Renanda Bachtar pun bercerita soal kabar tuduhan yang menyebut sosok Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Renanda Bachtar mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono selalu mengikuti perkembangan informasi yang beredar. Bahkan ia tahu di media sosial namanya dan Agus Harimurti Yudhoyono disebut-sebut mendalangi aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja ini.
Ia pun bercerita saat Susilo Bambang Yudhoyono berbincang santai dengannya dan sejumlah politisi Partai Demokrat lainnya.
"Ada obrolan santai, SBY ditanya 'Pak apakah yang dimaksud Bapak?'. Sby pun menjawab 'mudah-mudahan tidak. Saya tidak yakin Pak Airlangga atau Pak Luhut atau siapapun menganggap saya di belakang itu'," kata Renanda Bachtar.
"Itu sangat menciderai nurani saya, sedih saya," sambungnya.
Oleh sebab itu, Renanda Bachtar kemudian kembali mendesak agar pemerintah mengungkap dalang dibalik aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja ini.
"Sekarang Pak SBY bersama kita ingin kalau pemerintah memang sudah punya bukti siapa dalangnya ya diproses. Apa sulitnya," tandasnya.
Hal tersebut menurutnya dimaksudkan agar tidak semakin beredar luas kabar hoaks soal dalang aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja ini.
"Kalau pemerintah sudah tahu ada hoaks yang mengarah ke Presiden RI ke-6 sebagai dalang aksi. Pemerintah sudah tahu siapa pembuatnya karena sudah diakui bukan SBY, kenapa tidak diproses? Ditertibkan? Sehingga pemerintah tidak hanya melempar tuduhan tetapi juga menjaga ketenangan. Orang-orang yang membuat hoaks seperti itu justru harusnya diproses," tegas Renanda Bachtar.
Terakhir, Renanda Bachtar sangat yakin bahwa aksi unjuk rasa yang pecah di berbagai kota merupakan keinginan pihak terkait guna menuntut keadilan dan perbaikan kehidupannya.
Dalam hal ini buruh yang nafas kehidupannya pun ditentukan dari adanya UU Omnibus Law Cipta Kerja tersebut.
Lihat video pernyataan Renanda Bachtar selengkapnya disini.