@PartaiSocmed juga tidak sependapat dengan argumentasi tersebut. Dia menyontohkan yang terjadi pada Presiden Abdurrachman Wahid. "Hasty generalization lagi. Sejarah membuktikan rezim Gus Dur yang demokratis dijatuhkan tetapi tetap tidak mengubah demokrasi kita."
@PartaiSocmed dinilai Rustam tidak tepat. Menurut dia, Gus Dur jatuh bukan karena didemo. "Anda salah! Gus Dur tidak dijatuhkan lewat jalanan. Tapi melalui proses MPR. Waktu itu konstitusi kita belum mengatur secara jelas proses pemakzulan (impeachment). Era Gus kita masih berada dalam masa-masa awal transisi ke demokrasi. Dan Gus Dur tidak dipilih secara langsung."
Rustam menambahkan, "anda ingin menjatuhkan Presiden yang dipilih secara demokratis? Anda mulai saja proses dan tahap-tahap pemakzulan. Ada tercantum secara jelas dalam Konstitusi setelah Amandemen."
@PartaiSocmed mengukuhkan pendapatnya. "Bapak yang sabar. Gus Dur dijatuhkan lewat jalanan dan MPR. Begitu juga Soeharto, dia turun atas keinginan sendiri, tapi setelah demo berkepanjangan. Kejatuhan keduanya berawal dari jalanan dan berakhir secara 'konstitutional."
"Baik! Saya ikuti argumen anda. Yang ingin menjatuhkan silakan mulai dari jalanan, dan kemudian dilanjutkan secara konstitusional. Proses pemakzulan jelas tercantum dalam UUU 1945 setelah diamandemen," Rustam menanggapi.
Tanggapan Rustam kembali dikritik @PartaiSocmed. "The straw man fallacy. Tidak semua yang mengkritik pemerintah ingin pemerintahan yang sah jatuh. Jangan lakukan logical fallacy dengan memposisikan pengkritik sebagai makar Pak Rustam. Itu tidak demokratis."
"Aduh bung! Tidak semua yang mengkritik pemerintah ingin pemerintah jatuh, itukan artinya ada yang mengkritik pemerintah ingin pemerintah jatuh. Saya berulangkali mengatakan silahkan kritik-kritik sekeras-kerasnya. Kalau anda ikuti perdebatan saya dengan Ulil tadi pagi, saya saya tolak kan revolusi," jawab Rustam.
@PartaiSocmed meluruskan pernyataan Rustam yang dinilai tidak tepat karena terkesan malah menuduhnya ingin menjatuhkan Presiden yang dipilih secara demokratis.
"Sabar Pak Rustam, kok jadi kami yang dituduh mau menjatuhkan? Kan sudah kami sebut di awal diskusi bahwa tidak semua yang protes menginginkan pergantian pimpinan yang sah. Yang kami lawan adalah argumen bapak yang penuh fallacy," kata @PartaiSocmed.
Baca Juga: Diskusi Menarik Rustam Vs Ulil: Aneh Jika Kaum Intelektual Dukung Revolusi
"Maaf. Maksudnya kalimat retorika! Kan pakai tanda tanya (?) hehe. Fallacy atau bukan, kita serahkan kepada umat Twitter yang mengikuti diskusi kita untuk menilai," jawab Rustam.