Suara.com - Menkopolhukam Mahfud MD angkat bicara terkait kabar adanya aktor dibalik aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Mahfud MD mengatakan pihaknya telah mengantongi sejumlah nama yang didapatkan dari penelusuran intelijen negara.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Mahfud MD dalam acara Mata Najwa, Rabu (14/10/2020) malam.
Menurut penuturan Mahfud MD, intelijen telah memberi informasi mendetail soal orang-orang yang diduga menunggangi aksi unjuk rasa ini.
Baca Juga: Gara-gara Hoaks, Warganet Ramai Mention Menkominfo
"Dari pernyataan intelijen kita sudah punya siapa ketemu siapa, ngomong apa, dimana, itu semua ada," ujarnya seperti dikutip Suara.com.
Dalam acara yang dibersamai oleh Najwa Shihab tersebut, Mahfud MD menuturkan bahwa pemerintah akan bertindak tegas dan menempuh jalur hukum untuk mengatasi para penumpang dalam aksi massa ini.
Mahfud MD mengaku sudah menginstruksi pihak berwajib untuk menindak mereka tanpa kompromi lagi.
"Sekarang sudah mulai ditangkap dan masih akan berlanjut. Saya sudah menginstruksikan siapa yang melanggar hukum itu supaya ditindak hukum dan tanpa kompromi lagi," tegasnya.
Kendati demikian, Mahfud MD tidak menyebutkan dengan lugas siapa saja aktor aksi ini meskipun sudah mengantongi bukti-bukti.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Proses Pembentukan Omnibus Law Seperti Siluman
"Kita punya bukti-bukti lain. Tentu tidak bisa jelaskan siapa orangnya. Nanti dilihat saja perkembangannya pasti akan tahu sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut lagi, Mahfud MD mengungkapkan lagi bahwa sebelum demo intelijen sudah mencari tahu dan mendapat informasi soal dalang-dalang dibalik aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja ini.
"Sejak awal sebelum demo kita sudah punya data-data siapa bicara apa, intruksikan apa, merencanakan apa," jelas Mahfud MD.
"Itu gunanya intelijen. Setiap negara punya dan sah secara hukum. Kecuali nanti kalau berbohong kita lihat pembuktiannya di pengadilan," imbuhnya.
Mahfud MD memberi sedikit bocoran bahwa terdapat dua pihak yang diduga menjadi aktor aksi demonstrasi tersebut. Namun, keduanya memiliki tujuan yang berbeda.
"Sebelum ada penangkapan, saya sudah mengatakan itu. Ada pelaku lapangan, ada aktornya. Aktornya ada dua. Satu yang murni menyampaikan apsirasi. Ada satu lagi yang menumpangi dan membiayai," tegasnya.
Dalam acara Mata Najwa, Mahfud MD juga menyinggung soal tuduhan yang mengarah pada Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Pasalnya, ada salah satu tokoh yang meminta klarifikasi Mahfud MD atas tudingan yang mengarah pada Presiden Keenam RI ini.
Mahfud MD meresponsnya dengan tegas bahwa pemerintah sama sekali tidak pernah menyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono ikut menunggangi aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Betul Andi Arief minta klarifikasi tuduhan SBY menungangi dan membiayai itu. Kalau tidak, nanti tidak ada stabilitas politik," kata Mahfud MD.
"Saya katakan apa yang harus diklarifikasi? kita kan gak pernah bilang SBY dimana dan kapan. Kalau ada tunjukkan, akan saya selesaikan siapa dari pemerintah yang bilang itu," imbuhnya lanjut.
Kendati demikian, Mahfud MD tak menyangkal bahwa ada tudingan yang mengarah kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, sepengamatannya tudingan tersebut hanya beredar di media sosial.
Lihat video selengkapnya di sini.