Suara.com - Sejumlah kota di Prancis kembali memberlakukan jam malam mulai pukul 9 malam hingga 6 pagi untuk mencegah penularan Covid-19 gelombang kedua.
Menyadur The Guardian, Kamis (15/10/2020) keputusan tersebut disampaikan oleh Presiden Emmanuel Macrondalam sebuah wawancara TV pada Rabu (14/10).
Jam malam tersebut akan diberlakukan selama empat minggu mulai hari Sabtu dan akan diterapkan di sembilan kota termasuk Marseille, Lyon, Toulouse dan Lille.
"Situasinya mengkhawatirkan tetapi tidak lepas kendali," kata Macron. "Kami berada dalam gelombang kedua yang terjadi di seluruh Eropa."
Baca Juga: Duo Pembalap Yamaha Serang Valentino Rossi usai MotoGP Prancis, Ada Apa Nih
Kementerian kesehatan Prancis pada Rabu mengumumkan 22.950 kasus Covid-19 baru dan mengatakan 32 persen dari tempat tidur perawatan intensif negara itu ditempati oleh pasien Covid.
Macron mengatakan tujuan diberlakukan kembali jam malam adalah untuk mengurangi jumlah infeksi baru per hari menjadi antara 3.000 hingga 5.000. Presiden juga memperingatkan bahwa masyarakat harus bertahan hidup dari virus sampai setidaknya musim panas mendatang.
"Kami harus bertindak," kata Macron. "Kita perlu menghentikan penyebaran virus. Kita harus mengurangi jumlah kontak sosial… kontak pesta, yang sedang berlangsung. Ini akan menuntut upaya besar dari semua orang."
Macron juga mengatakan bahwa lockdown nasional akan menjadi tidak proporsional dan negara akan kembali memberikan bantuan kepada para pengusaha di sektor yang paling terpengaruh, seperti perhotelan dan hiburan.
"Orang harus melupakan kunjungan malam hari ke restoran atau ke rumah teman," kata Macron.
Jika masyarakat ada yang melanggar aturan jam malam baru tersebut akan dijatuhi hukuman denda sebesar 135 euro (Rp 2,3 juta). Namun untuk perjalanan penting dan mendesak ketika jam malam masih diizinkan.
Baca Juga: Tiga Kali Jatuh Beruntun, Valentino Rossi Mulai Percaya Adanya Nasib Buruk
Di Jerman, Angela Merkel dan perdana menteri dari 16 negara bagian federal menyetujui aturan baru di mana kota atau wilayah dengan tingkat infeksi meningkat pesat harus memberlakukan jam malam untuk bar dan restoran.
Jam malam yang dimulai pukul 11 malam untuk bar dan restoran telah diberlakukan di ibu kota Berlin, sekaligus yang pertama kali sejak 70 tahun dimana sebuah bar memiliki jam tutup.
Aturan jam malam tersebut diharapkan akan menurunkan tingkat infeksi menjadi 35 infeksi baru per 100.000 orang selama tujuh hari, dibandingkan dengan 50 kasus sebelumnya.
Di Italia terdapat 7.332 kasus baru dalam 24 jam pada hari Rabu, melebihi level tertinggi sebelumnya di 6.557 pada 21 Maret, sebelum dilakukan pengujian luas. Pada hari yang sama juga dilaporkan ada 43 kasus meninggal dunia akibat virus tersebut.
Seorang penasihat kesehatan pemerintah mengatakan kasus baru bisa melebihi 16.000 sehari pada bulan November.
Carlo Palermo, kepala persatuan dokter, memperingatkan bahwa jika jumlah kasus harian mencapai tingkat yang sama seperti di Prancis, rumah sakit di Italia tidak akan mampu bertahan lebih dari dua bulan.
Orang-orang sudah diwajibkan memakai masker di luar ruangan mulai minggu lalu dan sekarang disarankan di dalam ruangan.
Jumlah pertemuan keluarga bersama atau dengan tamu, juga dibatasi menjadi enam orang. Restoran dan bar harus tutup pada tengah malam.
Lonjakan kasus di Italia terjadi sejak aktivitas ekonomi dilanjutkan setelah liburan musim panas. Banyak ahli menyalahkan transportasi umum yang terlalu padat.
Belanda juga memberlakukan jam malam mulai pukul 10 malam pada hari Rabu untuk menahan lonjakan kasus Covid-19. Semua bar, kafe dan restoran tutup selama jam malam diberlakukan.
Pemerintah Belgia juga memberlakukan serangkaian pembatasan termasuk jam malam lokal mulai minggu lalu.
Pihak berwenang juga menutup bar di Brussel setidaknya selama sebulan, membatasi kegiatan olahraga dalam ruangan, dam mendesak penduduk untuk membatasi pertemuan sosial.
Selama seminggu terakhir, Belgia mencatat 7.360 kasus baru dan kenaikan 80% di rawat inap. Pusat krisis Covid Belgia mengatakan unit perawatan intensif akan penuh pada pertengahan November jika kasus baru terus meningkat pada tingkat saat ini.
Pemerintah Catalan mengatakan pada hari Rabu bahwa semua bar dan restoran di wilayah tersebut akan dibatasi hanya untuk layanan takeaway selama dua minggu mulai Kamis.
Toko-toko dan pasar akan beroperasi dengan kapasitas 30% dan gym, bioskop dan teater dengan kapasitas 50%, dan area bermain anak-anak akan tutup pada pukul 8 malam.
Total kasus mingguan di wilayah otonom Spanyol telah meningkat dari 7.000 menjadi 11.000 kasus selama beberapa hari.
"Kami membutuhkan upaya kolektif besar yang dibangun di atas upaya individu untuk mengubah kebiasaan sehari-hari kami," kata penjabat presiden regional, Pere Aragonès.
Portugal juga akan menerapkan langkah-langkah yang lebih keras untuk menahan penularan Covid-19 mulai Kamis.
Pemerintah Portugal akan melakukan pembatasan yang lebih ketat pada pertemuan dan hukuman yang lebih berat untuk perusahaan yang melanggar aturan.
Pertemuan akan dibatasi hanya untuk lima orang, jumlah tamu pernikahan dan pembaptisan diperbolehkan hanya untuk 50 orang dan melarang pesta di universitas.
Uni Eropa telah menyetujui sistem informasi dengan kode warna lampu lalu lintas sebagai upaya memberikan kejelasan bagi para turis.
Dewan Eropa mengadopsi kriteria umum pada hari Selasa, dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa akan menerbitkan peta mingguan negara-negara anggota Uni Eropa berwarna hijau, oranye atau merah sesuai dengan tingkat infeksi mereka.
Informasi tersebut dapat diakses di situs web Re-Open EU, di website tersebut masyarakat dapat menelusuri negara tertentu untuk melihat apakah perbatasan dibuka, dan batasan apa yang diberlakukan, serta tautan ke informasi epidemiologi negara tersebut.