Para pihak berkomitmen untuk melanjutkan upaya untuk mencapai resolusi yang adil, komprehensif, dan langgeng.
Pergerakan tersebut diikuti oleh serangkaian pengumuman tentang kesepakatan dan kontrak antara firma-firma dari ketiga negara tersebut.
Kesepakatan normalisasi ketiga negara tersebut menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan mereka mengabaikan hak-hak warga dan tidak melayani kepentingan Palestina.
Isi perjanjian tidak banyak bicara tentang konflik antara Israel-Palestina, yang telah menjadi penghalang kemajuan diplomatik hingga sekarang.
Tidak disebutkan penangguhan rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat, yang telah dielu-elukan oleh UEA sebagai keuntungan besar dari kesepakatannya.