Suara.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio meminta masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M meski nanti vaksin Covid-19 sudah ditemukan.
Amin menegaskan, penemuan vaksin bukan berarti menghilangkan virus Sars-Cov 2 dari bumi, vaksin hanya upaya manusia untuk mengendalikan pandemi.
"Sampai saat ini kita sambil menunggu vaksin, tetap harus 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Setelah ada vaksin, kita tetap harus 3M," kata Amin dalam dalam diskusi Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (14/10/2020).
Dia mencontohkan salah satu wabah cacar yang baru bisa dikendalikan penuh selama 200 tahun di dunia.
Baca Juga: Pasien Ini Tidak Bisa Mendengar setelah Terinfeksi Covid-19
"Kita belajar dari pengalaman cacar dibutuhkan waktu 200 tahun untuk memastikan dunia ini bebas cacar. mudah-mudahan kita tidak perlu menunggu 200 tahun untuk mengeleminasi Covid-19 ini," ucapnya.
Sementara itu, Amin juga mengatakan pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Covid-19 buatan dalam negeri sudah mencapai 55 persen, bulan November 2020 dijadwalkan akan memasuki tahap uji pra-klinik disuntikan kepada hewan.
"Progresnya saat ini sudah 55 persen, dari skala laboratorium diharapkan kami akan segera melakukan uji praklinik, uji ke hewan bulan depan kalau semua lancar. sehingga akhir tahun sudah selesai dan awal tahun sudah bisa diserahkan ke Bio Farma," ungkap Amin.
Amin yakin vaksin Merah Putih nantinya akan cocok dengan masyarakat Indonesia sebab sampel virus yang digunakan berasal dari Indonesia.
"Jadi vaksin dikembangkan menggunakan virus yang bersirkulasi di Indonesia, kemudian penelitiannya ada di Indonesia oleh institusi yang ada di Indonesia, oleh para peneliti Indonesia dan untuk rakyat Indonesia," pungkasnya.
Oleh sebab itu, masyarakat jangan berharap vaksin bisa menghentikan penularan Covid-19, protokol kesehatan tetap harus dilakukan dengan disiplin agar melindungi diri dari pandemi.
Baca Juga: Progres Vaksin Merah Putih Sudah 55 Persen, November Disuntik ke Hewan