Suara.com - Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai pemerintah terlalu buru-buru melakukan negosiasi pengadaan vaksin Covid-19 dengan negara lain yang belum tentu cocok disuntikan ke rakyat Indonesia.
Pandu mengatakan hingga hari ini belum ada negara pembuat vaksin di dunia yang lolos uji klinis fase III. Sehingga dia menilai pemerintah seharusnya tidak usah terburu-buru membeli vaksin.
"Karena saking paniknya mungkin, membeli semua kandidat vaksin yang belum selesai, belum tahu apakah dia efektif atau aman, jadi mungkin saja November itu benar-benar sudah ada vaksin yang sudah dibeli dari sinovac dateng, tapi gimana dong? studi belum selesai," kata Pandu dalam diskusi CSIS Indonesia, Rabu (14/10/2020).
Dia menilai pemerintah saat ini hanya ingin cara instan saja dengan mengatakan vaksin dapat menghentikan pandemi covid-19, padahal pandemi hanya bisa dikendalikan tidak bisa dihentikan.
Baca Juga: Epidemiolog UI: Uji Klinis Fase III Vaksin Sinovac di Bandung Ecek-Ecek
"Keputusannya akan mengabaikan scientific procedur, jadi akan didasarkan pada keputusan politik yang saya khawatirkan adalah badan POM akhirnya atas nama emergency mengizinkan, ini kan berbahaya sekali menurut saya," ucapnya.
Pandu berharap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memiliki integritas yang tinggi sebelum menyatakan vaksin yang dibeli pemerintah aman untuk disuntikan ke 270 juta rakyat Indonesia.
Diketahui, Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi bersama dengan Menteri BUMN Erick Thohir, dan tim Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan perjalanan ker London, Inggris, serta Kota Bern dan Jenewa di Swiss demi menjalin kerja sama atas vaksin virus corona (Covid-19).
Sementara dalam konteks multilateral, Retno akan melakukan pertemuan dan diskusi dengan Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), GAVI, dan CEPI dalam Framework COVAX Facilities.
Sejauh ini Indonesia sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan biofarma China, Sinovac Biotech Ltd dalam uji klinis fase III yang diuji Universitas Padjajaran dan PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Dapat Jatah Vaksin Covid-19, Pemkab Bogor Akan Prioritaskan Ini
Selain itu Indonesia juga melakukan pembicaraan antara Wuhan Institute Biological Products melalui BUMN PT Kimia Farma.
Indonesia juga dikabarkan bekerja sama dengan Genexine asal Korea Selatan melalui perusahaan swasta, PT Kalbe Farma.
Di sisi lain, Indonesia juga mengembangkan vaksin dalam negeri bernama Vaksin Merah Putih yang diproduksi oleh PT Bio Farma bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.