Jika Ada Polisi Represif Tangani Demonstran Anak, KPAI: Laporkan ke Propam

Rabu, 14 Oktober 2020 | 15:46 WIB
Jika Ada Polisi Represif Tangani Demonstran Anak, KPAI: Laporkan ke Propam
Sebagai ilustrasi: Sejumlah pelajar diamankan di Stasiun Bekasi diduga hendak ikut aksi penolakan UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020). [Suara.com/Mohammad Yacub Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta aparat kepolisian untuk sebisa mungkin bersikap humanis ketika mengamankan anak-anak saat demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra mengatakan, jika polisi menahan anak dengan cara seperti melepas bajunya, dijemur, hingga dimasukkan ramai-ramai ke dalam ruangan sempit di saat pandemi Covid-19 tentu sangat tidak bisa dibenarkan.

"Kalau terjadi dugaan peristiwa merendahkan martabat anak tentu kita sangat menyayangkan, apalagi dilakukan oleh aparat yang sesungguhnya memiliki tugas untuk melindungi anak-anak sesuai dengan mandat UU perlindungan anak dan uu sistem peradilan pidana anak," kata Jasra saat dihubungi, Rabu (14/10/2020).

Dia meminta setiap orang tua yang merasa anaknya dilecehkan saat ditahan polisi bisa melaporkan ke Divisi Propam Polri agar ditindaklanjuti, atau bisa juga melalui KPAI.

Baca Juga: Ikut Aksi 1310 Pelajar Bekasi Reaktif Corona, Dibawa ke Wisma Atlet

"Kalau dugaan ini terjadi tentu melalui keluarga dan pendamping anak bisa menyampaikan ke Propam terhadap ketidakprofesionalan petugas yang diduga melanggar undang-undang yang ada. Termasuk juga bisa menyampaikan pengaduan ke KPAI," ucapnya.

Menurut Jasra sebagian besar anak-anak remaja yang masih pelajar itu tidak semuanya mengerti isi tuntutan demo, mereka mayoritas hanya ikut-ikutan teman dengan emosional yang masih labil dan fisik yang lemah dihadapkan dengan polisi bersenjata.

"Ditambah latar belakang anak yang saya jumpai berada dalam perlindungan keluarga yang minim. Seperti putus sekolah, ortu jarang pulang karena tempat kerja yang jauh, PJJ yang berakhir menjadi aktifitas pengajaran offline yang hanya berujung penugasan pekerjaan rumah," jelasnya.

Oleh sebab itu, dia berharap orang tua juga bisa menjaga anaknya agar tidak mengikuti demonstrasi yang dirinya sendiri belum tentu paham dengan substansi tuntutan demo tersebut.

Baca Juga: Anak Ikut Demo, Bosan di Rumah hingga Diberi Uang Rp 5 Ribu buat Beli Rokok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI