Ikutan Demo, Pelajar Asal Klender Malah Dibawa ke Wisma Atlet karena Reakif

Rabu, 14 Oktober 2020 | 13:17 WIB
Ikutan Demo, Pelajar Asal Klender Malah Dibawa ke Wisma Atlet karena Reakif
Polisi saat mengangkut puluhan pelajar yang hendak ikut demo ke Jakarta. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang remaja yang bergabung dalam kerumunan demonstran pelajar asal Bekasi di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (13/10), terkonfirmasi reaktif COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat.

"Satu remaja berinisial MR (17) terkonfirmasi reaktif sudah kami bawa ke Rumah Sakit Wisma Atlet," kata Kapolsek Pulogadung Kompol Beddy Suwendy di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Dari hasil pendataan petugas, MR tercatat sebagai warga di Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, yang saat itu bergabung dengan 28 pelajar SMP, SMA/SMK asal Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pelajar yang terjaring umumnya berasal dari Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bantargebang, Kecamatan Pedurenan, Kecamatan Mustikajaya, dan Babelan.

Baca Juga: Fakta Mobil Ambulans Ditembaki Polisi, 4 Relawan Medis Terluka

"Mereka janjian di sekitar Simpang Tugas, Jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara, Pulogadung, untuk sama-sama demo ke Jakarta Pusat," katanya.

Beddy mengatakan sekitar pukul 14.00 WIB, rombongan pelajar tersebut berhasil dihadang aparat di posko penyekatan perbatasan.

Kemudian pelajar tersebut diangkut menuju Mapolsek Pulogadung menggunakan angkot yang disewa polisi.

"Kita langsung tes cepat. Hasilnya satu remaja reaktif kita kirim ke Wisma Atlet, sedangkan yang negatif kita panggil orang tuanya jemput di sini (Mapolsek)," katanya.

Selain 28 remaja tersebut, Polsek Pulogadung juga menjaring 13 remaja lainnya yang berstatus pelajar pada malam harinya.

Baca Juga: Polisi Sebut Pelajar Ikut Demo Sulit Kerja, ISESS: Ancaman yang Keliru

"Kalau yang gelombang kedua ini semuanya asal Kabupaten Bekasi, dari Suka Sukun, Sukatani, Karang Bahagia dan Suka Rukun," katanya.

Namun Beddy belum memperoleh laporan hasil tes cepat dari remaja tersebut. "Baru pagi ini kita ajukan tes cepatnya," katanya.

Keterlibatan pelajar dalam aksi penolakan Undang-Undang Omnibus Law di kawasan Monas dipicu oleh ajakan melalui media sosial.

"Tulisannya 'Jakarta Memanggil', 'STM Bergerak'. Pokoknya ada banyak di Facebook saya. Enggak ada yang bayar saya," kata salah satu pelajar asal Cikarang berinisial AJ.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI