Anak Ikut Demo, Bosan di Rumah hingga Diberi Uang Rp 5 Ribu buat Beli Rokok

Rabu, 14 Oktober 2020 | 10:42 WIB
Anak Ikut Demo, Bosan di Rumah hingga Diberi Uang Rp 5 Ribu buat Beli Rokok
Sebanyak 59 pelajar diamankan oleh petugas saat hendak berangkat untuk mengikuti aksi menolak UU Cipta Kerja ke Jakarta setelah dapat ajakan dari media sosialm Kamis (8/10/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan sejumlah anak-anak yang masih ikut dalam demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta pada Selasa (13/10/2020) kemarin.

Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra yang turun langsung ke sekitar simpang Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Gambir, Jakarta Pusat kemarin menemui sejumlah anak datang tanpa mengetahui tuntutan demo.

"Saya menemui anak anak yang lama kelamaan asyik ngobrol dengan saya, cerita pun mengalir, mereka dua kali dari Cengkareng naik mobil bak. Dari Cengkareng sampai Grogol kemudian dari Grogol sampai Harmoni. Dari Harmoni mereka jalan sampai di sini," kata Jasra, Rabu (14/10/2020).

Saat berbincang, Jasra mendapati alasan mereka ikut aksi karena bosan belajar online hingga diiming-imingi uang oleh sejumlah orang dewasa, uang itu digunakannya untuk membeli rokok.

Baca Juga: Pelajar SMA di Bogor Mewek saat Diamankan, Polisi: Bilang Mama, Kau Gak...

"Saya berseloroh di depan mereka 'wah duitnya bagus nih dan rokoknya' mereka menjawab itu ada Abang-abang yang ngasih. Mereka kemudian lanjut, nampak seorang Ibu penjual berteriak rokok ketengan rokok ketengan, kemudian mereka membeli. Setelah itu, mereka menuju gerobak jualan es," ungkapnya.

Anak lainnya mengaku dirinya berangkat demo jauh-jauh naik KRL dari Tangerang karena tidak ada bimbingan dari orang tua.

"Dia ikut ajakan dari teman temannya di sosial media yang dia mengikuti grupnya. Sejak bayi ia sudah ditinggal Bapaknya dan Ibu menikah lagi. Namun karena situasi di rumah, ia sering tinggalkan Ibunya," jelasnya.

Setelah itu, kerusuhan pecah, anak-anak yang tadinya berbincang santai dengan Jasra langsung maju melawan aparat kepolisian.

"KPAI sangat menyayangkan anak anak kembali jadi martir terdepan dengan mereka berani melempari kepolisian. Bahkan nampak ada yang mendekat pasukan bermotor kepolisian," ucapnya.

Baca Juga: Pelajar Nangis Disoraki saat Diciduk Polisi: Bilang Mama Kau Tak Pulang

Protokol kesehatan pun sangat tidak diterapkan dengan baik oleh para anak-anak tersebut, mereka justru asik merokok tanpa menggunakan masker.

Jasra mengungkapkan pengamatan KPAI dari tahun 2017 sampai 2019 pelibatan anak dalam kampanye Pilkada, Pilpres trennya meningkat.

Namun kenyataannya anak anak lebih massif pada aksi penolakan RUU, seperti RKUHP, RUU KPK, RUU HIP, dan Undang Undang Cipta Kerja.

"Kekerasan dan kerusuhan justru banyak terjadi disini yang melibatkan anak anak," pungkas Jasra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI