Suara.com - Kericuhan usai aksi 1310 menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di area Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat meluas. Massa masih berkumpul dan melakukan aksi bakar-bakar di Simpang Jalan Budi Kemuliaan arah Tanah Abang.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi pada pukul 19.40 WIB, tampak massa melakukan aksi pembakaran. Sejumlah water barrier terlihat ditumpuk dan dibakar massa di tengah jalan.
Sejumlah massa pun masih tampak terlihat berkumpul di sekitar lokasi. Tak ada aparat kepolisian yang berjaga mau pun mengamankan di lokasi.
Hanya terlihat ada sejumlah warga sekitar menonton aksi yang dilakukan sejumlah massa tersebut. Beberapa petugas PPSU pun terlihat di lokasi. Hanya saja mereka tak bisa berbuat banyak.
Baca Juga: Terkait UU Cipta Kerja, Anies Tak Dikasih Bicara Saat Rapat Bareng Jokowi
Adapun kericuhan meluas hingga kawasan Cideng, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Massa yang melakukan aksi ini setelah mereka dipukul mundur dari kawasan Patung Kuda, Medan Merdeka Barat.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengklaim aksi ricuh berubah setelah kelompok yang disebut anarko bermain.
Nana mengatakan, awalnya aksi 1310 berlangsung secara damai hingga mereka membubarkan diri. Kemudian menurutnya ada kelompok anarko yang melakukan provokasi.
"Aksi berjalan lancar dari jam 1 sampai jam 4 dan kami memang udah ada kesepakatan selesai jam 4 ketika anak NKRI selesai mereka kembali, anak-anak anarko inilah kemudian bermain," kata Nana di kawasan seputar Halte TJ BI, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).
Nana menjelaskan, massa yang menggelar aksi di kawasan Patung Kuda berjumlah 6 ribu orang. Sementara 2 ribu massa lainnya merupakan massa yang terdiri dari masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat.
Baca Juga: Bahas Demo UU Cipta Kerja, Prabowo Sebut Semua yang Sulit Tidak Hanya Buruh
"Ada kurang lebih 600 an mereka berupaya memprovokasi awalnya kita bertahan tidak terpancing tapi mereka terus melempari kemudian dalam kondisi itu kami melakukan pendorongan dan penangkapan," ungkapnya.
Hingga kekinian massa masih bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI. Nana mengatakan, personelnya berupaya memukul mundur ke sejumlah wilayah.