Seorang Ibu Tega Gantung Putranya saat Ayah dan Kakak-kakaknya Joging

Selasa, 13 Oktober 2020 | 11:31 WIB
Seorang Ibu Tega Gantung Putranya saat Ayah dan Kakak-kakaknya Joging
Lyubov Melnikova gantung putranya yang baru berusia 4 tahun saat suaminya joging.[VK.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ibu di Rusia diduga tega gantung putranya yang berusia empat tahun menggunakan celana ketat saat suami dan putrinya joging.

Menyadur Daily Mail, Selasa (13/10/2020) Lyubov Melnikova beserta suaminya tinggal di sebuah kota dekat Moskow.

Insiden tersebut terungkap ketika suami dari wanita 43 tahun tersebut, Vasily Melnikov dan kedua anaknya pulang setelah joging.

Awalnya Lyubov menolak untuk membiarkan mereka masuk ke rumah dan suaminya memaksa untuk masuk dan melihat apa yang terjadi.

Baca Juga: Usai Perundingan, Azerbaijan dan Armenia Telah Sepakati Gencatan Senjata

Wanita tersebut kemudian menyuruh kedua putrinya yang baru berusia 13 dan 14, untuk menunggu di jalan sementara suaminya masuk ke dalam rumah, menurut laporan media lokal.

Vasily kemudian terkejut melihat putra mereka yang bernama Ivan tergantung di sebuah peralatan olahraga dengan celana ketat di lehernya.

Ia langsung bergegas untuk menolong dan menyadarkan putranya yang baru berusia empat tahun tersebut, namun gagak dan memanggil ambulans dan polisi.

Menurut laporan Life, sang istri hanya terdiam dan terpaku pada tempatnya dan tidak dapat menjelaskan apa pun.

Lyubov adalah seorang ibu sekaligus guru bahasa Inggris di sekolah di sekitar ia tinggal. Pasangan tersebut juga memiliki seorang putra yang berusia 19 tahun bernama Sergey.

Baca Juga: Dalam 24 Jam Terakhir, 200 Orang Meninggal karena Covid-19 di Rusia

Lyubov ditahan karena diduga membunuh anaknya dengan cara digantung menggunakan celana ketat.

"Departemen investigasi kota Pushkino, wilayah Moskow, telah menahan seorang penduduk setempat, 43 tahun, yang dicurigai membunuh putranya, empat tahun," kata sebuah pernyataan dari Komite Investigasi Rusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI