Suara.com - Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat menyebut China seekor gajah di dalam ruangan saat kunjungannya ke India dalam rangka memajukan kepentingan di seluruh kawasan Indo-Pasifik.
Menyadur Channel News Asia, Selasa (13/10/2020) Wakil Menteri Luar Negeri Stephen Biegun mengatakan AS sedang menjajaki cara untuk memberdayakan India tanpa mengubah tradisi otonominya.
Biegun berbicara di New Delhi pada sesi pembukaan India-US Forum pada Senin (12/20) setelah kunjungan tiga hari di India.
"India memiliki tradisi otonomi strategis yang kuat dan membanggakan, dan kami menghormati itu. Kami tidak berusaha mengubah tradisi India," kata Biegun.
Baca Juga: China Dukung Indonesia Menjadi Pusat Vaksin Terkuat di Asia Tenggara
"Sebaliknya, kami ingin mengeksplorasi bagaimana memberdayakan mereka dan kemampuan India untuk mempertahankan kedaulatan dan demokrasi sendiri dan untuk memajukan kepentingan India, di seluruh kawasan Indo-Pasifik." sambungnya.
Diplomat nomor dua AS tersebut juga mengatakan Washington telah meningkatkan penjualan militer luar negeri dan pembagian intelijen dengan India.
"Tapi masih banyak yang bisa kami lakukan, termasuk memperkuat kemampuan India untuk mempertahankan diri dan dengan mempromosikan interoperabilitas di antara militer kami," katanya.
Biegun memperingatkan tentang kebangkitan China di wilayah tersebut. "Tentu saja, saat kami maju ke arah ini, ada seekor gajah di dalam ruangan: China," katanya.
Kunjungan Biegun menyusul pertemuan pekan lalu antara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan mitranya dari India, Jepang, dan Australia di Tokyo, yang bersama-sama membentuk empat negara Indo-Pasifik yang dikenal sebagai Quad.
Baca Juga: Seorang Gadis Hamil 4 Bulan, Terungkap Hasil Nafsu Bejat 3 Sepupu
Kelompok dari empat negara tersebut dipandang sebagai penyeimbang bagi China yang menurut para ahli sedang melenturkan kekuatan militernya di Laut China Selatan, Laut China Timur, Selat Taiwan, dan di sepanjang perbatasan utara dengan India.
Pompeo mengatakan tindakan China yang semakin tegas di seluruh wilayah membuat Quad bertekad lebih serius dari sebelumnya untuk bekerja sama dan saling melindungi dari eksploitasi, korupsi, dan pemaksaan China.
Kunjungan Biegun ke New Delhi juga dilakukan di tengah gejolak ketegangan militer baru-baru ini antara China dan India atas sengketa perbatasan pegunungan di wilayah Ladakh.
Washington juga semakin mengkritik Beijing atas virus corona, perdagangan, teknologi, Hong Kong, Taiwan, dan hak asasi manusia.
China membantah tuduhan menutupi pandemi Covid-19, dengan mengatakan pihaknya bertindak cepat untuk memberikan informasi kepada WHO dan dunia.
Beijing juga membantah pelanggaran HAM dalam penanganannya terhadap Hong Kong dan minoritas Muslim di wilayah Xinjiang. Ia menuduh negara-negara Barat ikut campur dalam urusan internalnya.
Biegun mengatakan bahwa kemitraan antara empat negara Quad didorong oleh kepentingan bersama, bukan kewajiban yang mengikat, dan tidak dimaksudkan sebagai pengelompokan eksklusif.
"Setiap negara yang mencari Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan bersedia mengambil langkah-langkah untuk memastikannya, harus disambut untuk bekerja sama dengan kami," kata Biegun.