Pondok Pesantren Putri di Bandung Disegel Ahli Waris, Banser Turun Tangan

Senin, 12 Oktober 2020 | 15:40 WIB
Pondok Pesantren Putri di Bandung Disegel Ahli Waris, Banser Turun Tangan
Pondok Pesantren Putri di Bandung Disegel Paksa Oleh Ahli Warisnya (Instagram/@rina.senja).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah pondok pesantren putri di Kabupaten Bandung tengah menjadi sorotan. Pasalnya, pondok pesantren tersebut kini tengah disegel oleh ahli warisnya.

Diketahui dari unggahan akun Instagram @rina.senja pada Senin (12/10/2020), pondok pesantren tersebut bernama Pondok Pesantren Nurul A'in. Adapun alamat lengkapnya ada di Kampung Curug Dogdog, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Menurut informasi yang dibagikan oleh akun tersebut, pondok pesantren ini adalah wakaf orang tua yang diturunkan kepada anaknya. Namun tak disangka, anaknya justru mencoba menutup pondok pesantren tersebut.

Kondisi pondok pesantren putri itu kini telah ditutupi oleh seng dari ujung ke ujung. Terlihat sejumlah santriwati tertahan di dalam bangunan pondok pesantren.

Baca Juga: PTUN Bandung Putuskan Pencabutan Asimilasi Habib Bahar tidak Sah

Pondok Pesantren Putri di Bandung Disegel Paksa Oleh Ahli Warisnya (Instagram/@rina.senja).
Pondok Pesantren Putri di Bandung Disegel Paksa Oleh Ahli Warisnya (Instagram/@rina.senja).

Dilansir dari Terkini.id -- Jaringan Suara.com, belasan anggota Banser ikut turun dan berjaga di Pondok Pesantren Nurul A'in ini.

Para kelompok banser datang ini datang usai mendengar kabar penutupan pesantren secara paksa menggunakan seng oleh ahli warisnya.

Sebelumnya, pada Minggu (11/10/2020) pagi, ahli waris bersama dengan sejumlah orang mendatangi pondok pesantren yang telah berdiri selama 15 tahun tersebut. Mereka tiba-tiba menutupi gedung milik pengurus pesantren dan para santriwati.

Adapun rombongan Banser sendiri baru tiba di Pondok Pesantren Nurul A'in pada malam harinya, sekira pukul 20.30 WIB.

"Kami dapat kabar ada penutupan pesantren ini. Kebetulan saya itu dulu santri juga di tempat ini," kata Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Margahayu Ahmad Ridwan.

Baca Juga: Kota Bandung Keluar dari Zona Merah Penyebaran Covid-19

Ridwan menuturkan bahwa ia telah meminta kepada para anggotanya untuk turun ke langsung ke pondok pesantren guna menjaga keamanannya pasca adanya penutupan paksa.

"Saya menginstruksikan mereka untuk menjaga dan mengawal kondisi ini karena memang genting. Sampai-sampai menutup pesantren dan mengganggu pengajian. Untungnya ada kesadaran bersama untuk sama-sama menjaga pesantren ini," ungkapnya.

Tak hanya para Banser saja, sejumlah alumni Pondok Pesantren Nurul A'in dan warga setempat pun turun berdatangan. Sebab, mereka mengaku miris melihat kondisi pesantren yang telah disegel secara paksa oleh ahli waris tersebut.

"Saya miris melihat kondisi pesantren ditutup seperti ini," kata Asep Syahrul yang juga pernah menjadi santri di sini.

Pihak pengurus Pondok Pesantren Nurul A'in pun telah angkat bicara dan memberi konfirmasi perihal penyegelan pondok pesantrennya ini.

Ustaz Ahmad yang diberi amanah untuk menjaga pondok pesantren mengungkapkan bahwa ia diberi waktu sehari untuk berkemas.

Kendati demikian, Ahmad mengaku tidak menggubris permintaan dari ahli waris tersebut. Sebab, sejauh ini ia masih menunggu mediasi yang dilakukan oleh pihak desa tempat Pondok Pesantren Nurul A'in berdiri.

Ahmad juga menegaskan bahwa ia tidak akan membongkar seng yang menutupi pondok pesantrennya. Pasalnya, Ahmad berkeyakinan bahwa siapa yang memasang maka ia yang harus melepasnya.

"Ahli waris ngasih waktu kita sampai besok harus sudah beres. Cuma kami ya tidak menghiraukan. Kita masih menunggu hasil mediasi dari pihak desa sini," tandas Ustaz Ahmad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI