Mitigasi Vegetasi Cara Jayapura dan Banyumas Kurangi Risiko Bencana

Siswanto Suara.Com
Senin, 12 Oktober 2020 | 15:20 WIB
Mitigasi Vegetasi Cara Jayapura dan Banyumas Kurangi Risiko Bencana
Banjir [BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia memiliki potensi besar untuk mengalami bencana karena dihadapkan pada berbagai kondisi geologis dan kondisi geografis.

Pemerintah melakukan berbagai pendekatan pada daerah-daerah yang berisiko tinggi terhadap potensi ancaman bencana, seperti meningkatkan kesadaran dan pemahaman risiko bencana, inovasi teknologi, dan penguatan kapasitas lokal untuk kesiapsiagaan bencana dan manajemen darurat bencana.

Selama rentang waktu tahun 2011 hingga 2019, BNPB mencatat, 95 persen bencana didominasi oleh kelompok bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan), sedangkan 5 persen lainnya masuk kelompok bencana geologi (gempa bumi dan tsunami).

Paradigma penanggulangan bencana saat ini sudah bergeser dari penanganan darurat menjadi upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Salah satunya dengan mitigasi vegetatif untuk mengurangi dampak dengan memanfaatkan vegetasi  atau menanam kembali vegetasi.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw berbagi pengalaman penanganan pasca banjir bandang di Pegunungan Cylops dan Danau Sentani, banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019, menurut data yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Jayapura mengakibatkan 1.998 rumah rusak berat, 353 rumah rusak sedang dan 1.288 rumah rusak ringan serta menimbulkan 106 korban jiwa. Selain itu juga berdampak pada 6.278 warga yang mengungsi.

Mathius mengatakan Pemerintah Kabupaten Jayapura telah melakukan langkah-langkah pencegahan bencana banjir, banjir bandang dan longsor melalui pendekatan mitigasi vegetatif di kawasan Pegunungan Cyclops dan Danau Sentani.

"Melakukan mitigasi vegetatif dengan menanam berbai jenis tanaman dan pohon endemik dan ekonomis berupa Vanili, Trembesi, Jambu Mete, Rambutan, Mangga, Sagu, Masohi dan Vetiver," kata Mathius ketika seminar virtual pada rangkaian kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020 di Bogor.

Ia menambahkan jenis-jenis pohon tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga selain untuk mengurangi dampak banjir juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Tanaman ini merupakan tanaman yang bisa menghasilkan bagi masyarakat, vanili dan pohon buah lainnya memiliki harga jual yang cukup tinggi, yang diharapkan membuat perekonomian masyarakat meningkat dan masyarkaat juga merasa perlu untuk merawat pohon-pohon tersebut karena menguntungkan bagi mereka," kata dia.

Baca Juga: Respon Isu Tsunami 20 Meter, BPBD Bantul Gelar Simulasi Penanganan Bencana

Ia menjelaskan Danau Sentani merupakan cagar alam yang dimiliki Jayapura, oleh sebab itu perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk dengan masyarakat adat yang tinggal di sekitar Danau Sentani. Edukasi dan pelatihan tentang potensi bencana yang akan terjadi dan cara penanganannya diberikan kepada masyarakat setempat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI