Suara.com - Pemukiman warga di Jalan Damai RT 004/RW 002, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan hingga Senin (12/10/2020) masih terendam banjir.
Kawasan tersebut terdampak banjir dan longsor imbas hujan deras yang mengguyur kawasan Ibu Kota pada Sabtu (10/10/2020) lalu.
Disebutkan jika pemicu banjir lantaran aliran Kali Anak Setu terhambat oleh tembok pembatas kali di perumahan Melati Residen yang roboh hingga arus deras kali membanjiri pemukiman warga.
Terkait hal itu, warga yang menjadi korban banjir menyampaikan keluh kesahnya.
Baca Juga: Warga Ceritakan Detik-detik Banjir dan Longsor Terjang Kawasan Ciganjur
Salah satunya Nina (41), dia mengeluhkan tembok tinggi di perumahan Melati Residen yang roboh.
Dia mengkritik soal perencanaan pembangunan perumahan yang berbatasan dengan pemukimannya.
"Jadi yang harus dimengerti, ini bangunan-bangunan di sekitar pemukiman jangan tinggi-tinggi. Masa tidak ada planning? Kan ada aturan-aturan dalam membangun. Masa hanya 2 meter dari kali?" keluh Nina saat dijumpai di lokasi.
Menurut Nina, insiden yang merobohkan sejumlah rumah dan menewaskan satu orang itu baru pertama kali terjadi. Akibatnya, sejumlah warga masih trauma akibat insiden tersebut.
"Mereka tidak lagi memandang kami. Bahkan tidak lagi memandang sebelah mata. Mereka tidak memandang ada pemukiman di bawah. Baru ini sampai ada korban jiwa. Baru ini banjir bikin kami trauma," jelasnya.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Ciganjur Bikin Anak Trauma: Ayo Bunda Nanti Hanyut
Senada dengan Nina, Evi Yuliana (31) memandang jika banjir dan longsor yang menerjang pemukimannya bukan murni karena bencana alam. Kata dia, tembok perumahan yang memicu terjadinya longsor.
"Jadi, haduh tidak ngerti saya, kalau dibilang bencana alam sih tidak. Karena memang tembok ini yang membuat longsor," ungkap Evi.
Ibu dua anak tersebut turut mengomentari turap pembatas kali yang tidak sesuai dengan kondisi geografis wilayah tersebut.
"Sebenarnya turapnya tidak sesuai, itu kan terlalu tinggi, sedangkan dari awal tahu ada pemukiman, kenapa mereka membangung dengan (seperti) ini?" kata dia keheranan.
Pemicu
Camat Jagakarsa Alamsyah menyebutkan, pemicu banjir dikarenakan aliran Kali Anak Setu terhambat oleh tembok pembatas kali di perumahan Melati Residen yang roboh hingga arus deras kali membanjiri pemukiman warga.
Aparat kelurahan mencatat kurang lebih 300 rumah warga di RT 04/RW 012 terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 70 cm hingga 150 cm.
"Bukan tanggul yang jebol tetapi tembok Melati Residen yang berada di pinggir kali Anak Setu yang ambruk atau longsor sehingga menutupi aliran Kali Anak Setu," ujar Alamsyah kemarin.
Ia menyebutkan, panjang tembok yang roboh mencapai 50 meter dengan ketinggian 10 meter dari atas kali.
Tidak hanya itu, tembok pembatas kali perumahan tersebut roboh ke arah seberang kali hingga mengenai pemukiman warga yang berada di bantaran.
Tercatat ada dua korban luka-luka dan satu orang meninggal dunia pada saat peristiwa banjir dan longsor terjadi.
Data korban meninggal dunia, Widiar Nohara (40), sedangkan dua korban luka-luka belum diketahui namanya, keduanya adalah perempuan berusia 50 tahun dan 48 tahun.
Menurut Alamsyah, tembok pembatas kali di perumahan tersebut berdiri vertikal di tanah yang curam, sehingga tidak kuat menahan beban saat hujan.
"Apalagi itu tanah gundukan," kata Alamsyah.