Suara.com - Singapura dan Indonesia sepakat untuk menyiapkan jalur hijau timbal balik (RGL) yang digunakan untuk bisnis penting dan perjalanan resmi antara kedua negara.
Menyadur Channel News Asia, Senin (12/10/2020) jalur hijau tersebut akan dibuka pada 26 Oktober dan perjalanan akan segera dimulai setelahnya, kata Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) pada Senin (12/10).
Kesepakatan itu terwujud kurang dari dua bulan setelah MFA mengatakan pada 25 Agustus bahwa Singapura dan Indonesia berencana untuk memulai pembicaraan jalur hijau.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan kepada CNA sedang dalam tahap akhir negosiasi untuk jalur hijau, dan bahwa persiapan sedang dilakukan di lapangan untuk memfasilitasi kedatangan.
Baca Juga: Singapura Beri Hadiah Bagi Bayi yang Lahir Selama Pandemi Covid-19
Terbuka
MFA mengatakan pada hari Senin bahwa Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Retno Marsudi menegaskan kembali "hubungan yang sangat baik dan lama" antara Singapura dan Indonesia dalam percakapan telepon.
Mereka juga mengenang diskusi pada Agustus tahun ini tentang pentingnya memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengatasi tantangan bersama yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Termasuk dimulainya kembali perjalanan penting sambil menjaga kesehatan dan keselamatan publik di kedua negara.
"Dalam konteks ini, para menteri menyambut baik hasil perundingan tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Singapura.
Baca Juga: Mengaku Sudah Bayar, Seorang Wanita Tipu Toko Online hingga Rp 3 Miliar
Warga negara Indonesia serta warga negara Singapura memenuhi syarat untuk RGL, yang juga disebut oleh Indonesia sebagai pengaturan koridor perjalanan (TCA), kata MFA.
Wisatawan harus mematuhi protokol pencegahan Covid-19 dan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang disetujui oleh kedua negara, termasuk melakukan tes PCR pra dan pasca kedatangan dari institusi kesehatan yang diakui bersama.
Rincian operasional tentang jalur hijau, termasuk persyaratan prosedural, protokol kesehatan, dan proses aplikasi akan diumumkan segera.
Dua Titik Aman
Menteri Retno Marsudi mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa akan ada dua titik masuk di Indonesia untuk RGL yakni Pelabuhan Ferry Batam Center dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Sedangkan dua titik masuk ke Singapura adalah pelabuhan feri Tanah Merah dan Bandara Changi, tambahnya.
Orang-orang yang datang harus mengikuti tes PCR pertama 72 jam sebelum keberangkatan, dan tes kedua setelah tiba di bandara atau pelabuhan. Wisatawan akan menanggung biaya tes, kata Menteri Retno Marsudi.
Pelancong yang memenuhi syarat juga harus mengunduh dan mendaftarkan diri di aplikasi seluler TraceTogether dan SafeEntry selama di Singapura, atau di aplikasi e-HAC dan Peduli Lindungi selama di Indonesia, tambahnya.
Retno Marsudi mengatakan wisatawan dari Indonesia harus memiliki sponsor dari lembaga pemerintah atau perusahaan di Singapura dan meminta tiket SafeTravel.
Warga Singapura yang ingin masuk ke Indonesia harus memiliki sponsor dari pemerintah atau badan usaha dan mengajukan visa online.
Sebelumnya, pengaturan perjalanan khusus telah dibuat Singapura dengan beberapa negara dan wilayah termasuk China, Malaysia, Brunei, Korea Selatan dan Jepang.
Singapura juga mencabut pembatasan perbatasan untuk beberapa pengunjung dari Australia, tidak termasuk negara bagian Victoria, Vietnam, Brunei dan Selandia Baru.
Awal bulan ini, Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung mengatakan mengejar lebih banyak jalur hijau dan menegosiasikan gelembung perjalanan udara dengan negara-negara yang memiliki tingkat infeksi Covid-19 yang rendah termasuk rencana untuk "menghidupkan kembali" Changi Airport.
Ong mengatakan dalam pernyataan menteri, sebuah fasilitas telah didirikan di Bandara Changi untuk menampung hingga 10.000 penumpang sehari.
Dalam beberapa bulan ke depan, ada rencana untuk mendirikan laboratorium penguji Covid-19 khusus di bandara untuk mendukung pemulihan penerbangan, tambahnya.