"Demo Omnibus Law lawannya keputusan sah, tentara, dan polisi, yang paling serem ya pandemi. Hati-hati ah," ujar Iwan Fals.
"Gini lho, kalau mati sendiri ya silakan saja lah, tapi kalau 'ngajak-ngajak' orang lain nah ini yang berabe. Orang lain kan berhak hidup, iya kan kan kan kan... Selamat hari Rabu semoga semakin seru hidupmu dan tambah bahagia tentu saja, sayangi diri, orang lain, dan keluargamu," imbuhnya menjelaskan.
Kicauan Iwan Fals tersebut sontak menuai kontra dari warganet. Pasalnya, mereka menyayangkan Iwan Fals kini tak lagi mengkritisi kebijakan pemerintah. Tidak seperti kala Orde Baru (Orba) dimana ia sering melempar kritikan tajam kepada pemerintah lewat lagu-lagu ciptaannya.
"Sudah lupa ya Bang... Waktu dulu susah bikin lagu untuk memprovokasi orang lain agar ikut merasakan susah? Sekarang diajak susah tidak mau. Dasar Omar Bakri pegawai negeri!" kata @Nurl*********.
"Kira-kira apa om judul lagu yang pas buat rezim sekarang? Dulu waktu Orde Baru ada Bongkar, Bento, Pesawat Tempur, dll. Kami rindu kritikan om yang dulu," balas @egyh**********.
"Padahal kalau mau ya bisa loh bersimpati sama buruh yang lagi berjuang buat masa depan anak-anak bangsa. Tidak usah ikut demo, tidak usah. Cukup bikin lagu kritik ke Jokowi sebagai pengusul Omnibus Law. Tapi ya kalau mau, kalau masih punya hati itu pun," timpal @kavin**********.
Kendati demikian, Iwan Fals sempat menuturkan bahwa apabila tidak sepakat dengan UU Cipta Kerja baiknya langsung gugat ke MK saja. Sebab, di situasi pandemi adanya unjuk rasa justru berbahaya.
"Waduh saya belum baca UU itu, 1.000 halaman lebih katanya, tapi menurut saya kalau kecewa dengan Omnibus Law gugat aja ke MK, kalau demo kaya gini serem pademinya itu lho," tandas Iwan Fals.
Baca Juga: Demo Menuju Istana, Massa: UU Ciptaker, Buruh Dibohongi!