Suara.com - Seorang perempuan di India ditelanjangi oleh warga desa lantaran kabur dengan pria lain, meninggalkan suaminya yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Menyadur Gulf News, Minggu (11/10/2020), perempuan berusia 20 tahun ini bahkan direkam saat dihakimi oleh massa di distrik Changlang.
Berdasarkan laporan, perempuan ini nekat kabur bersama dengan pria lain lantaran terus menerus mendapatkan kekerasan dari suaminya.
Perempuan ini memilih untuk melarikan diri lantaran pria itu dapat mengerti kondisi dan keadaannya. Setelah meninggalkan suaminya, ia tinggal di kota Tinsukia, negara bagian Assam sejak September.
Baca Juga: Hadirkan Konektivitas Bluetooth, Motor Suzuki Bisa Terhubung dengan Ponsel?
“Tidak, itu bukan urusan cinta, tapi (pria itu) menyadari keadaan saya. Dia tahu bahwa suami saya menyerang saya setiap hari secara brutal selama lima tahun," ujar perempuan ini.
Menjelaskan apa yang ia alami saat berumah tangga, perempuan ini mengaku pernah diserang oleh sang suami hingga mengakibatkan dirinya keguguran.
Ibu mertua saya memihak putranya untuk memukul saya dan ini biasa. Beberapa pertemuan antara keluarga saya dan mertua saya tidak membuahkan hasil, dan nasib saya tidak berubah,” katanya.
Serangan terhadap pasangan ini terjadi saat keduanya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, usai didesak oleh pihak keluarga.
Pihak dari keluarga pria menghubungi keduanya, meminta mereka kembali ke kampung dan menjanjikan akan diterima sebagai keluarga dan diperlakukan dengan baik.
Baca Juga: AJI Indonesia: Jurnalis Jakarta Terbanyak Alami Kekerasan Liput UU Ciptaker
Awalnya kami menolak tetapi kemudian kami berpikir untuk kembali bersama keluarga kami sendiri. Pada tengah malam tanggal 25 September kami mencapai desa kami di distrik Changlang di Arunachal Pradesh," bebernya.
Saat keduanya mencapai desa, warga langsung menangkap mereka dan melakukan penyerangan.
Asosiasi Kesejahteraan Perempuan Sel Narkotika Lekang mengatakan sejumlah penduduk perempuan menarik korban dari motor dan merobek pakaiannya, dipotong rambutnya, dan dimandikan dengan air dingin.
Secara bergantian, warga merobek pakaian perempuan itu dan menelanjanginya. Sekelompok orang merekam kejadian tersebut.
Pasangan korban dipukuli ketika dia mencoba menghentikan apa perilaku warga desa.
“Saya disuruh tidur di ruang sekolah tanpa pakaian. Mereka tidak memberi saya makanan sampai esok paginya. Saya mengalami memar di sekujur tubuh saya, ”kata perempuan itu.
Aksi main hakim sendiri ini terhenti usai korban berhasil memanggil kakeknya.
Sekretaris Asosiasi Sel Narkotika Kesejahteraan Perempuan, Ruby Deuri, mengatakan warga meminta perempuan itu harus meninggalkan desa.
“Penduduk desa memutuskan untuk melarang perempuan menikah seumur hidupnya, sementara pria yang kawin lari dengannya, diminta untuk memutuskan semua hubungan dengannya," beber Deuri.
Organisasi itu menyebut polisi sejuah ini telah menangkap dari 15 dari 38 orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan ini.