Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi mengatakan Gerakan Non Blok harus bersatu dan menjadi kekuatan positif di tengah dinamika geopolitik global saat ini.
Dalam Konferensi Tingkat Menteri GNB di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke 75 pada Jumat, 9 Oktober 2020, Retno menyampaikan rivalitas yang semakin tajam antara kekuatan besar menimbulkan ketegangan dan ketidakpercayaan, yang menghambat kerja sama antar negara dalam melawan pandemi Covid-19. Sementara, kecenderungan unilateralisme semakin meningkat dan mengikis kepercayaan pada sistem multilateral.
Pertemuan yang dilakukan secara virtual dan dipimpin menteri luar negeri Azerbaijan yang juga jetua GNB periode 2020-2021 mengangkat tema “Bandung+65: More Relevant, United and Effective NAM against Emerging Global Challenges, including Covid-19” sekaligus memperingati 65 tahun Konferensi Asia-Afrika.
“Dengan 120 anggota dan hampir 60 persen populasi dunia, GNB memiliki kekuatan ukuran dan jumlah. Kita harus menerjemahkan kekuatan itu menjadi pengaruh positif bagi dunia. Prinsip-prinsip Dasasila Bandung masih tetap relevan,” kata Retno dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga: Sidang PBB Digelar Virtual, Aspek Keamanan Siber Jadi Sorotan
Terkait pandemi, Retno menyerukan GNB untuk memperjuangkan akses yang berkeadilan terhadap obat dan vaksin Covid-19, serta teknologi kesehatan dan sumber daya yang diperlukan.
Retno juga menekankan harapan dukungan GNB terhadap Palestina.
Di akhir pertemuan telah disepakati sebuah deklarasi sebagai outcome document, yang memuat tiga elemen utama, yaitu menegaskan kembali tujuan dan prinsip Piagam PBB, menegaskan kembali komitmen politik GNB terhadap Dasasila Bandung, serta menyoroti tantangan yang saat ini dihadapi akibat pandemi Covid-19.