Suara.com - Sejumlah demonstran tolak Omnimbus Law Undang-undang Cipta Kerja yang reaktif Covid-19 masih menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara. Mereka masih menunggu hasil tes swab.
Komandan Lapangan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Muhammad Arifin mengungkapkan setidaknya ada 30 orang yang dibawa ke Wisma Atlet Pademangan untuk menjalani tes swab.
"Ke (RSD) Pademangan diswab di sana kemarin 30 orang," kata Arifin saat dihubungi Suara.com, Jumat (9/10/2020).
Arifin menyebut 30 orang itu masih harus menunggu hasil swab test paling lambat lima hari ke depan. Apabila ada yang dinyatakan positif Covid-19, maka langsung dipindahkan ke RSD Wisma Atlet Kemayoran.
Baca Juga: Pangdam Jaya Cerita Prajuritnya Berbagi Makanan Ke Massa Aksi Omnibus Law
"Nanti kalau positif swabnya baru dikirim ke Wisma Atlet (Kemayoran)," ungkapnya.
Sebelumnya, Polri menyebut ratusan dari ribuan demonstran penolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang ditangkap dari seluruh Indonesia terkonfirmasi reaktif Covid-19.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan ada 145 demonstran dari 3.862 yang reaktif Covid-19. Hal tersebut diketahui setelah mereka menjalani rapid test.
"Dari semua yang kita amankan kita lakukan protokol kesehatan, itu kita menemukan 145 reaktif," kata Argo di Mabes Polri, Jumat (9/10/2020).
Di sisi lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ribuan orang yang ditangkap polisi saat aksi unjuk rasa menolak Undang Undang Cipta Kerja juga menjalani pemeriksaan corona.
Baca Juga: Wagub DKI Sebut 50 Persen Anak STM yang Ditahan Warga Bodetabek
Metode pengecekan yang dilakukan adalah tes cepat atau rapid test. Hasilnya, kata Riza, sebanyak 14 orang massa demo dinyatakan reaktif corona.
"Ada kurang lebih 14 orang yang reaktif Covid tadi malam dicek," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/10).
14 orang yang dinyatakan reaktif itu disebutnya langsung mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Mereka akan langsung menjalani swab test untuk hasil yang lebih pasti.
"Itu baru rapid test, nanti diteruskan sama swab," katanya.
Pemeriksaan rapid test disebutnya dilakukan pada Kamis malam. Mereka yang reaktif disebutnya terdiri dari pelajar dan mahasiswa.
"Ada pelajar ada mahasiswa," pungkasnya.