Suara.com - Sejumlah fasilitas umum dan beberapa pos polisi menjadi sasaran amukan massa yang menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja di Jakarta pada Kamis (8/10/2020). Salah satunya yang rusak dan hangus fasiltas umum di Simpang Lima, Senen, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi pada Jumat (9/10), tampak pos polisi, sejumlah halte Transjakarta, hingga bangunan eks bioskop Grand Theater hangus terbakar.
Kondisi terkini pos polisi yang dibakar oleh massa aksi ditutup oleh tirai lain berwarna gelap. Sisa-sisa puing yang hangus terbakar hingga pecahan kaca masih tampak jelas terlihat.
Bagian dalam pos polisi nampak hancur dan menghitam akibat dilalap si jago merah. Barang-barang yang berada di dalam pos polisi sudah kosong.
Baca Juga: Demonstran Rusuh di Malang dan Surabaya yang Ditangkap Jadi 634 Orang
Kekinian sejumlah aparat kepolisian membersihkan sisa-sisa puing yang terbakar. Salah seorang petugas kepolisian mengatakan, tak ada lagi yang tersisa dari kejadian tersebut.
"Habis semua, padahal pospol ini baru 3 bulan," kata salah seorang petugas kepolisian yang berjaga di lokasi, Jumat (9/10).
Kesaksian Warga
Salah satu warga sekitar bernama Andi (45), menjelaskan, kejadian tersebut diawali dari adanya massa yang melakukan aksi dipukul mundur oleh aparar kepolisian dari wilayah Tugu Tani. Menurutnya, massa aksi yang bergeser ke Simpang Lima Senen itu terjadi sekitar bada magrib.
"Ramai itu dari magrib sudah ricuh di sini. Awalnya kan dari Tugu Tani sana," kata Andi saat ditemui di lokasi, Jumat (9/10/2020).
Baca Juga: Pasca Demo, Fasilitas Publik Kota Surabaya Rusak Parah Sudah Dibenahi
Sementara itu warga lainnya bernama Rory, mengungkapkan, massa mulai mengamuk dan tak terkendali saat aparat polisi menghalau dengan menembakan gas air mata.
"Awalnya saya dikabari dari HP, saya lihat ketika polisi menghadang massa karena memang sudah jam mau berakhir di semprot oleh gas air mata oleh polisi rupanya massa ngamuk," kata Rory.
Menurutnya, massa yang mengamuk lantaran ditembaki gas air mata justru merespon dengan tembakan pestasan yang mereka bawa. Bentrok pun akhirnya tak terhindarkan.
"Pada saat massa ngamuk mereka melepas petasan panjang-panjang langsung dia mulai bakar. Dari situ terus sampai malam," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara, menyampaikan akibat aksi ricuh massa penolak UU Omnibus Law Ciptaker Kamis malam 3 Halte Transjakarta hingga Kendaraan terbakar dan hancur.
"Di kawasan Simpang Lima ini dampak dari terbakarnya eks bioskop Grand, itu terdampak pada 4 ruko di belakangnya. Tasi disampaikan pak Gubernur, termasuk 2 toko buku, ada 3 halte bus Transjakarta, termausk 2 kendaraan pekerja yang sedang melakukan kegiatan di Simpang Lima ini," tuturnya.