Suara.com - Sebanyak 3 halte Transjakarta, bangunan bekas bioskop Grand Theater dan 4 Ruko di kawasan Simpang Lima, hangus terbakar dilalap si jago merah usai aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja pada Kamis (9/10/2020) malam. Pasca kejadian lokasi tersebut jadi tontonan warga.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi sejak pukul 10.00 WIB, tampak kondisi titik-titik yang hancur dan terbakar dalam kondisi kondusif. Sejumlah petugas pemadam kebakaran masih terlihat di lokasi dan melakukan pendinginan.
Sisa-sisa puing halte yang hancur dan bangunan yang terbakar masih nampak jelas di lokasi. Tampak terlihat masih juga ada kepulan asap kecil pada bangunan yang terbakar.
Hal itu juga yang menarik perhatian para warga sekitar terutama pengendara yang melintas di Kawasan Simpang Lima, Senen, Jakarta Pusat. Sesekali mereka menepi mengabadikan dengan ponselnya.
Baca Juga: Demo Tolak Omnibus Law Bentrok, Banyak Massa Disebut Bukan Orang Bali
Nampak sejumlah pengendara juga terlihat menepi dari atas Fly Over Jalan Raya Pasar Senen. Arus lalu lintas di sekitar menjadi sedikit tersendat. Aparat kepolisian yang melihat hal itu kemudian memberikan imbauan agar warga tidak menepi untuk menonton.
Adapun menurut kesaksian warga sekitar massa aksi yang mulai bentrok dengan aparat di sekitar Simpang Lima Senen mulai bada magrib. Tembakan gas air mata diduga merespon aksi massa kemudian membakar sejumlah fasilitas umum di sekitar lokasi.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan, mengatakan dalam peristiwa ini 170 personel dan 33 unit mobil damkar dikerahkan. Soal kerugian ia belum bisa memtaksir.
"Luasan gedung yang terbakar satu rukonya 100 meter, dengan ketinggian tiap gedung 3-4 lantai. Kita belum tahu berapa kerugian material yang ditimbulkan dari kebakaran ini," ujar Satriadi.
Baca Juga: Mencari Keadilan, PBNU Bakal Gugat UU Cipta Kerja ke MK