Hari Guru Sedunia, Nadiem : Terima Kasih Tetap Berjuang di Tengah Pandemi

Kamis, 08 Oktober 2020 | 20:04 WIB
Hari Guru Sedunia, Nadiem : Terima Kasih Tetap Berjuang di Tengah Pandemi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (Suara.com/Dian Kusumo Hapsari).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak tahun 1994, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsabangsa (UNESCO) menetapkan setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Guru Sedunia. Kali ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil tema "Guru : Memimpin dalam Krisis, Menata Masa Depan Pendidikan di Indonesia".

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada para guru yang masih semangat mendidik dan berdedikasi tinggi di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, hal tersebut tidak mudah untuk tetap berjuang menjalankan proses pembelajaran yang berlangsung secara daring.

Berdasarkan data UNESCO, hampir 1,6 miliar peserta didik terdampak penutupan sekolah. Pandemi Covid-19 juga berdampak pada lebih dari 63 juta guru di seluruh dunia.

“Kita masih melihat kiprah luar biasa, dengan segala keterbatasan, guru memilih untuk melanjutkan belajar daripada murid tidak mendapatkan pembelajaran sama sekali,” kata Nadiem, menyambut pembukaan Hari Guru Internasional yang diselenggarakan secara virtual, Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Kemendikbud Minta Mahasiswa Tak Asal Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Tantangan lain di tengah proses pembelajaran yang berlangsung secara daring untuk profesi guru dan tenaga kependidikan adalahperkembangan teknologi.

“Meski kita tahu bahwa nilai utama dari proses pembelajaran adalah interaksi sosial, namun dari sisi positif, teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu tugas-tugas pengajaran yang efektif,” kata Nadiem.

Nadiem mengucapkan rasa terima kasih tak terhingga, atas perjuangan para guru di masa pandemi.

"Terima kasih yang tak terhingga bagi ibu dan bapak guru yang telah mengorbankan waktu dan tenaga dan bahkan bagian dari hidupnya sendiri demi para murid," ujarnya.

Guru merupakan Inovator

Baca Juga: Atap Gedung Ambruk, LSF Pinjam Kantor Kemendikbud untuk Penyensoran Film

Mendikbud menuturkan, kepemimpinan guru mencakup tata kelola, efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam kerangka sistem yang hirarkis, sebagai rangkaian segitiga mikro atau tingkat kelas, meso atau tingkat sekolah, dan makro atau tingkat masyarakat. Apalagi di masa pandemi, guru merupakan inovator yang memecahkan berbagai kendala pembelajaran.

“Masa pandemi ini merupakan laboratorium bagi seluruh insan pendidikan yang menantang kita untuk menemukan solusi-solusi serta inovasi-inovasi dalam situasi yang tidak nyaman,” lanjut Nadiem.

Guna mengatasi tantangan yang kita hadapi, perlu ada strategi untuk menyeimbangkan kebijakan terkait rekrutmen, pendidikan guru dan pengembangan profesional berkelanjutan, serta insentif, dukungan dan motivasi bagi guru.

“Dalam usaha untuk melanjutkan pelayanan pendidikan di tengah pandemi, kita perlu memastikan untuk tidak melewatkan kesempatan mengembangkan kader baru guru bertalenta dengan kepemimpinan yang efektif di masa yang penuh tantangan ini,” lanjut Nadiem.

Menjawab hal itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rachman menjabarkan, ada lima bidang pekerjaan UNESCO mengenai pengembangan guru. Pertama adalah pemantauan instrumen normatif internasional tentang profesi guru.

Kedua, mendukung negara anggota dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan dan strategi guru. Ketiga, mengembangkan kapasitas untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.

Keempat, meningkatkan pengetahuan dan berbasis hasil kajian untuk implementasi dan pemantauan target guru di pendidikan 2030. Kelima, melakukan advokasi dan berbagi pengetahuan untuk mempromosikan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas.

Sebelumnya, UNESCO merupakan tuan rumah Gugus Tugas Guru Internasional untuk Pendidikan 2030, yang telah aktif bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan guru yang berkualitas dunia.

“UNESCO secara khusus menyerukan anggota serikat untuk memastikan bahwa guru dan pendidik diberdayakan, direkrut secara memadai, terlatih dengan baik, berkualifikasi profesional, termotivasi dan didukung dalam sistem yang memiliki sumber daya yang baik, efisien dan diatur secara efektif,” urai Arief.

UNESCO menyebutkan, pelatihan, rekrutmen, retensi, status, dan kondisi kerja guru belum cukup ideal saat ini. Selain itu, di seluruh dunia masih terdapat kekurangan guru yang terlatih dengan baik.

Menurut Institut Statistik UNESCO (UIS), sekitar 69 juta guru masih harus direkrut untuk memenuhi kebutuhan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di tahun 2030.

Oleh karena itu, pada kesempatan Peringatan Hari Guru Sedunia Tahun 2020 ini, Mendikbud berharap, diskusi seputar generasi muda dan masa depan profesi guru dan tenaga kependidikan serta kepemimpinan guru dalam masa krisis dapat berjalan dengan baik.

Selain gelar wicara yang menghadirkan narasumber berkompeten di tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, Kemendikbud juga akan memberikan penghargaan kepada guru terpilih dan hadiah menarik bagi pemenang kuis.  

“Saya harap, kegiatan ini menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan praktik baik untuk menghasilkan output yang bermanfaat, demi menata masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI