Najwa Shihab Dipolisikan, Yunarto Wijaya: Terima Kasih Relawan Gaya Orba

Rabu, 07 Oktober 2020 | 20:39 WIB
Najwa Shihab Dipolisikan, Yunarto Wijaya: Terima Kasih Relawan Gaya Orba
Najwa Shihab dalam episode "Bangku Kosong". [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Lembaga Survei Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan sindiran keras terhadap relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melaporkan presenter Najwa Shihab ke polisi. Menurutnya, mereka merupakan relawan gaya orde baru.

Sindiran itu disampaikan oleh Yunarto melalui akun Twitter miliknya @yunartowijaya.

"Terima kasih relawan gaya orba yang laporin Najwa ke polisi," kata Yunarto seperti dikutip Suara.com, Rabu (7/10/2020).

Dibalik pelaporan relawan tersebut, Yunarto justru menyampaikan ucapan terima kasih kepada relawan Jokowi.

Baca Juga: Mereka Bela Najwa Shihab Dipolisikan Relawan Jokowi, Siapa Saja?

Pasalnya, pelaporan tersebut akhirnya menyadarkan sebagian pemilih Jokowi untuk kembali berpikir objektif melihat persoalan.

Dalam cuitannya, Yunarto juga menyebut laporan relawan Jokowi ke polisi tersebut merupakan laporan ajaib.

"Kalian berhasil membuat sebagian pemilih Jokowi yang kemarin sempat misuh-misuh ke Najwa jadi objektif lagi gara-gara laporan ajaib ini," ungkap Yunarto.

Yunarto Wijaya sindir relawan jokowi yang polisikan Najwa Shihab (Twitter/yunartowijaya)
Yunarto Wijaya sindir relawan jokowi yang polisikan Najwa Shihab (Twitter/yunartowijaya)

Ditolak Polisi

Kelompok Relawan Jokowi melaporkan Najwa Shihab yang dinilai telah merundung Menkes Terawan. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Sombarto.

Baca Juga: 4 Fakta Najwa Shihab Dipolisikan Relawan Jokowi karena Kursi Kosong Terawan

"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden, karena Menkes Terawan adalah representasi dari Presiden Joko Widodo dan saatnya kami relawan bersuara karena kami takutkan kejadian Najwa Shihab akan berulang," jelasnya.

Silvia juga mengaku bahwa apa yang dilakukan oleh pihaknya tersebut tidak diketahui oleh Menkes Terawan. Ia berdalih bahwa laporan itu dibuat atas dorongan mandiri selaku relawan Jokowi.

"Menteri ini adalah representasi dari Jokowi dan Presiden Jokowi adalah kami relawannya. Jadi apapun yang terjadi dengan presiden dan pembantunya ya kami harus bersuara," tutur Silvia.

Laporan Relawan Jokowi Bersatu tersebut telah diterima leh pihak Polda Metro Jaya. Namun, Polda Metro Jaya menolak laporan Relawan Jokowi Bersatu tersebut.

Polisi mengarahkan relawan Jokowi melaporkan perkara itu ke Dewan Pers, karena bukan ranah penyelidikan kepolisian.

Makna Wawancara Kursi Kosong

Najwa Shihab menjelaskan alasan ia menayangkan sesi wawancara kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi," tuturnya.

Penjelasan tersebut tak harus disampaikan di Mata Najwa, melainkan bisa dimanapun. Meski demikian, saat kasus Covid-19 kian meningkat, Terawan justru menghilang dari peredaran.

Terlebih, dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Menteri Kesehatan dalam penanganan pandemi.

"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi," ungkap Nana.

Menurut Nana, media massa yang bertugas sebagai 'anjing penjaga' wajib memberikan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan publik.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Nana dalam acara wawancara kursi kosong juga ia dapat dari publik, mulai dari ahli atau lembaga yang fokus menangani pandemi hingga warga biasa.

"Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU pers, yaitu 'mengembangkan pendapat umum' dan 'melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum'" papar Nana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI