Suara.com - Nama Irwan Fecho, politikus Partai Demokrat menjadi sorotan publik saat mikrofonnya dalam Rapat Paripurna Pengesahaan RUU Cipta Kerja dimatikan oleh yang diduga Ketua DPR RI Puan Maharani. Berikut profil Irwan Demokrat.
Mikrofon milik Irwan dimatikan ketika ia sedang memberikan interupsi bahwa Undang-Undang Cipta Kerja dapat berpotensi mempeparah kerusakan lingkungan hingga menghilangkan hak-hak rakyat kecil. Video kejadian itu viral di media sosial.
Sosok Irwan pun dicari-cari oleh warganet. Simak ulasan profil Irwan Demokrat serta pendidikan dan perjalanan kariernya.
Baca Juga: Dapat Info Akan Ada Demo, Belasan Pelajar Diciduk Polisi di Sekitar DPR
Irwan akrab dipanggil Irwan Fecho lahir di Kutai Timur, Kalimantan Timur pada tanggal 30 April 1979. Ia beragama Islam.
Politikus ini bergabung di Partai Demokrat. Irwan saat ini menjabat sebagai anggota DPR-RI Komisi V.
Irwan pernah bersekolah di SD Negeri 1 Palakka. Kemudian meneruskan di SMP Negeri 1 Sangkulirang dan Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Samarinda dan lulus pada tahun 1998.
Setelah lulus dari SKMA, Irwan Fecho menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan di BIPHUT Samarinda pada tahun 1998 hingga 2004 silam. Setelah Irwan bekerja di BIPHUT Samarinda selama 5 tahun, ia pindah ke Sangatta pada tahun 2004 dan bekerja sebagai Staf di Dinas Kehutanan Kutai Timur hingga tahun 2014.
Baca Juga: Miris, Usai Sahkan Omnibus Law Cipta Kerja Anggota DPR Positif Covid-19
Pada tahun 2018, Irwan Fecho memutuskan untuk berhenti menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dikarenakan ia ingin meneruskan pendidikannya di Universitas Mulawarman Samarinda (Unmul). Ia pernah tercatat sebagai lulusan terbaik (cumlaude) saat jenjang S2 Ilmu Kehutanan Unmul. Kini, Irwan Fecho sedang menyelesaikan studi S3 Ilmu Kehutanan di Unmul.
Perjalanan Karier Irwan Demokrat
Karier Irwan Fecho tercatat sebagai salah satu pendiri organisasi Gerakan 20 Mei Kutai Timur pada tahun 2014 dan pada tahun 2018 memimpin hingga saat ini. Irwan Fecho juga merupakan seorang aktivis lingkungan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup KNPI Kutai Timur Hingga saat ini.
Selain itu, Irwan Demokrat juga salah satu pendiri organisasi Forum Peduli Karst Kutai Timur dan menjadi ketua umum pada tahun 2018, Ketua DPD Forum Bela Negara Kutai Timur 2018, Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia Cabang Kutai Timur.
Irwan terpilih menjadi Anggota DPR RI pada periode 2019 – 2024 setelah memperoleh suara sebanyak 40.329 yang mewakili Partai Demokrat dari Dapil Kalimantan Timur.
Berikut riwayat pekerjaan Irwan Demokrat
- PT.THO SANGKULIRANG MANDIRI, Sebagai: KOMISARIS UTAMA . Tahun: 2018 - -
- DINAS KEHUTANAN KUTAI TIMUR , Sebagai: KASIE. Tahun: 2014 - 2016
- DINAS KEHUTANAN KUTAI TIMUR , Sebagai: STAF. Tahun: 2004 - 2014
- STAF BIPHUT SAMARINDA , Sebagai: STAF. Tahun: 1998 - 2004
Video Detik-detik Mikrofon Irwan Fecho Dimatikan
Momen detik-detik matinya mikrofon Irwan Fencho viral di media sosial seperti dalam postingan yang dibagikan oleh politikus Partai Demokrat lainnya.
Politisi Partai Demokrat Andi Arief menilai ada andil Puan Maharani dalam momen detik-detik matinya mikrofon Irwan Fencho. Hal ini terekam dalam sebuah potongan video rapat yang beredar di sosial media.
Dalam video yang dibagikan Wasekjen Demokrat Imelda Sari, layar tampak menunjukkan posisi Puan Maharani duduk. Sementara Irwan Fencho tengah memberikan interupsinya.
"Menghilangkan hak-hak rakyat kecil. Kalau mau dihargai tolong ha.." belum sempat Irwan menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba suaranya tak terdengar lagi melalui mikrofon.
Hilangnya suara Irwan berbarengan dengan gestur yang ditunjukkan Puan Maharani dari layar kamera. Gestur itulah yang membuat Puan mendapat sorotan dan dicurigai telah mematikan mikrofon Irwan. Andi Arief kemudian menyindir Ketua DPR RI itu.
"Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan. Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan. Puan Maharani," kata Andie Arief dikutip dari Twitter-nya.
Nah, itulah profil Irwan Demokrat, anggota DPR yang mikrofonnya dimatikan Puan Maharani.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat