Data Tes Covid-19 Hilang, Ribuan Orang Tak Diinfokan Terpapar Corona

Selasa, 06 Oktober 2020 | 19:36 WIB
Data Tes Covid-19 Hilang, Ribuan Orang Tak Diinfokan Terpapar Corona
Ilustrasi tes Covid-19. (alodokter.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah kesalahan sistem pencatatan data tes Covid-19 berdampak serius bagi penanganan pandemi di Inggris. Ribuan warga jadi tak mendapat info bahwa mereka mungkin terpapar virus Corona.

Menyadur Mirror, Selasa (6/10/2020), Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengakui mereka telah melewatkan 15.481 data terkait kasus infeksi virus Corona.

Kondisi itu bisa terjadi lantaran spreadsheet di aplikasi Microsoft Excel yang digunakan lembaga tersebut telah mencapai batas maksimal.

Hilangnya data yang berpotensi mematikan itu--lantaran berisi informasi orang-orang yang terinfeksi Covid-19--terjadi pada periode 25 September hingga 2 Oktober.

Baca Juga: Kronologis 18 Anggota DPR Positif Corona Habis Sahkan UU Cipta Kerja

Downing Street--kantor Perdana Menteri Inggris--mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas kesalahan tersebut.

Ditanya tentang berapa banyak orang yang mungkin terungkap, Boris Johnson selaku Perdana Menteri enggan mengungkapkan.

"Saya tidak bisa memberikan angka-angka itu," kata Boris Johnson dikutip dari Mirror.

"Apa yang bisa saya katakan adalah semua orang itu jelas dihubungi dan kuncinya adalah setiap orang, baik dalam kelompok ini atau secara umum, harus mengisolasi diri."

Dilaporkan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh pejabat yang menggunakan format spreadsheet Excel yang sudah ketinggalan zaman yang tidak mampu menampilkan semua baris data.

Baca Juga: CDC Soal Virus Corona Menular Lewat Udara: Kasus Langka Tapi Bisa Terjadi

Data tersebut merupakan data 'Pilar 2' yang diawasi oleh Departemen Kesehatan.

Ini telah menimbulkan pertanyaan serius tentang sistem TI pemerintah dan kemampuan mereka untuk menangani masuknya data yang dibuat oleh sistem pengujian dan penelusuran.

Seorang juru bicara Perdana Menteri mengatakan upaya sedang dilakukan untuk melacak semua orang yang terkena dampak.

"Apa yang dapat mereka lakukan adalah melakukan sejumlah shift tambahan yang sangat signifikan," katanya.

"Orang-orang sedang dilacak dan dianggap ssebagai masalah yang mendesak", tambahnya.

Juru bicara itu mengatakan jumlah upaya panggilan ditingkatkan dari 10 menjadi 15 untuk memastikan sebanyak mungkin kontak terlacak.

Jumlah total kasus yang dikonfirmasi laboratorium di Inggris sekarang telah melewati 500.000 sejak wabah dimulai, menurut data resmi Pemerintah.

PHE bersikeras setiap orang yang dites awalnya menerima hasil tes mereka seperti biasa, dengan semua yang dites positif diberitahu untuk mengisolasi diri.

Tetapi orang-orang yang berhubungan dengan mereka tidak diberi tahu dan operasi besar-besaran sekarang dilakukan untuk mencoba dan menghubungi semua orang yang berpotensi terkena virus.

Jonathan Ashworth, Sekretaris Kesehatan Bayangan Partai Buruh mengritik kinerja lembaga kesehatan pemerintah Inggris. Dia menganggap insiden itu amat mengkhawatirkan.

"Matt Hancock (Menteri Kesehatan Inggris) harus datang ke House of Commons pada hari Senin untuk menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi," kata Ashworth.

"Apa dampaknya terhadap kemampuan kita untuk menahan virus ini dan apa yang dia rencanakan untuk memperbaiki pengujian dan pelacakan."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI