Suara.com - Kelompok anti-Muslim Denmark, partai Stram Kurs, menggelar aksi membakar Al-Qur'an di kota Fredericia, yang sebagian besar dihuni imigran Turki dan Muslim.
Menyadur Tasmin News, Selasa (6/10/2020), aksi bakar kitab suci umat Islam itu dipimpin oleh ketua partai Stram Kurs, rasmus Paludan pada Jumat (2/10/2020).
Penghinaan terhadap Al-Qur'an itu menimbulkan banyak kecaman. Sekelompok penduduk setempat amat marah dang mengutuk aktivitas Stram Kurs.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan seorang pria ditahan polisi setelah melanggar batas halaman yang disediakan untuk aksi provokatif itu.
Baca Juga: Innalillahi, Bocah Bekasi yang Viral Lantunkan Al Quran saat Kritis, Wafat
Protes pada awalnya diharapkan berlangsung di taman lokal, kelompok itu justru berdiri di sebuah halaman tertutup di supermarket lokal di bawah pengawasan beberapa petugas polisi.
Anggota Stram Kurs melemparkan dan membakar beberapa salinan Alquran, bersikeras bahwa aksi itu diperlukan untuk mengirim pesan politik.
"Apa yang kami lakukan hari ini adalah, kami mengatakan kebenaran tentang Islam karena banyak orang di Denmark tidak tahu tentang apa Islam itu," kata Pauldan.
"Jadi kami ingin menjelaskan tentang apa Islam itu dan bahwa nilai-nilai dan penilaian Islam itu sangat, sangat bertentangan dengan nilai-nilai Denmark dan Eropa Barat."
Partai sayap kanan, yang didirikan pada tahun 2017, telah berulang kali melakukan aksi serupa di Denmark, serta di negara-negara tetangga.
Baca Juga: Radikalnya Penyobek Quran dan Tulis Saya Kafir: Dia Yakin Sudah Benar
Paludan sendiri telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun setelah dia mengumumkan acara pembakaran Alquran. Namun para pendukungnya melanjutkan aksi tersebut tanpa pemimpin mereka.
Aksi tersebut memicu reaksi yang kemarahan komunitas Muslim Malmo, yang mengakibatkan protes besar.
Protes itu bahkan berubah menjadi kerusuhan langsung dengan barikade yang api yang menyala-nyala di jalan-jalan.
Aksi bakar Al-Qur'an itu tak hanya dikecam umat Muslim, naun juga ditentang sepuluh pendeta Kristen terkemuka di negara Skandinavia, termasuk Uskup Agung Gereja Protestan Swedia Antje Jackele.
Uskup agung, bersama dengan para pemimpin gereja lainnya, dengan tegas memisahkan dirinya dari aksi pelanggaran yang disengaja terhadap iman seseorang.
Sebagaimana melansir laman Anadolu, Senin (14/9/2020), kelompok itu mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh kelompok rasis sayap kanan Denmark, adalah "barbar".