Baru 24 Jam Menikah, Pengantin Baru Tewas Keracunan Gas

Selasa, 06 Oktober 2020 | 12:34 WIB
Baru 24 Jam Menikah, Pengantin Baru Tewas Keracunan Gas
Ilustrasi kebocoran pipa gas.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan pengantin baru di Mesir mati lemas pada Minggu (4/10/2020) atau hanya satu hari setelah melangsungkan pernikahan mereka di desa Taha Al Marj di Kegubernuran Al Sharqiya.

Menyadur Gulf News, Selasa (6/10/2020), pasangan pengantin baru itu meninggal dunia karena keracunan akibat kebocoran gas.

Direktur Keamanan Al Sharqiya diberitahu oleh Direktur Departemen Investigasi Kriminal, yang menerima laporan tentang kematian ktersebut.

Mohamed El Sayed Subuh dan istrinya Shaima Ahmed Helal, keduanya insinyur, bertunangan selama dua tahun sebelum menikah.

Baca Juga: Pasangan yang Baru Menikah di Jepang Akan Dikasih Dana Bantuan Rp 84 Juta

Kematian keduanya akibat keracunan gas telah menimbulkan duka mendalam bagi warga desa dan warganet di media sosial.

Jenazah mereka dipindahkan ke kamar mayat Rumah Sakit Pusat Deyarb Najm, dan kantor Kejaksaan Umum diberitahu untuk memulai penyelidikan atas insiden tersebut.

Kejadian serupa juga sempat terjadi pada 19 Januari lalu. Pasangan suami istri yang baru dua hari menikah, ditemukan tak bernyawa di rumahnya, di kota Beni Sueif, sekitar 125 kilometer dari selatan Kairo.

Investigasi menunjukkan bahwa pasangan, yang menikah pada hari Kamis, meninggal karena mati lemas karena menghirup banyak gas di dalam rumah.

Kematian akibat kebocoran gas bukan berita baru di Mesir. Pada November tahun lalu, hal serupa dengan skala yang lebih besar juga terjadi.

Baca Juga: 14 Peti Mati Masih Tersegel Berusia 2.500 Tahun Ditemukan Lagi

Setidaknya tujuh orang meninggal dunia dan 16 lainnya mengalami luka-luka akibar kebakaran di desa Nile Delta.

Kebarakan terjadi setelah pipa gas mengalami kebocoran di kawasan tersebut, sebagaimana dilaporkan media milik pemerintah Mesir, Akhbar Elyom.

Seorang penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah rumah sakit di daerah itu penuh sesak yang menunjukkan tampaknya ada lebih banyak korban daripada yang dilaporkan.

Abdel-Moneim Hafez, kepala Petroleum Pipelines Company, mengatakan ada upaya untuk merampok pipa di Itay el-Baroud di Provinsi Beheira.

"Sebagai hasil dari sumber api yang tidak diketahui, terjadi flare pada produk yang bocor setelah kecelakaan itu," kata dia seperti dikutip kantor berita MENA, tahun lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI