Suara.com - Mewakili Kementerian Sosial (Kemensos), istri Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara, Grace Batubara menyerahkan bantuan berupa alat bantu dengar, kacamata, pampers, tisu basah dan bahan asupan nutrisi, seperti beras coklat, sari kedelai, vitamin prebiotik, minyak ikan, zat besi, kepada Ubai. Ubai merupakan anak pasangan suami-istri Rully Hermawan (36) dan Nia Kurdi (34).
Anak kedua mereka, Zayyan Faiq Ubaidillah (5) atau akrab disapa Ubai, adalah seorang penyintas disabilitas ganda yang disebabkan rubella kongenital, yang mengakibatkan mata katarak, tuli, mikrosefali, penyakit jantung bawaan, Global Developmental Delay (GDD), serta gangguan fungsi hati.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos in langsung mengunjungi keluarga ini di Kampung Lubang Buaya, Desa Lubang Buaya Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (5/10/2020).
Ubai memakai alat bantu dengar implan koklea sejak berusia 2,5 tahun dan orang tuanya harus membayar asuransi untuk alat bantu ini sebesar Rp 4.500.000 per tahun.
Baca Juga: Kehadiran Kemensos di Tengah Masyarakat Menandakan Kehadiran Negara
Ubai juga memiliki masalah pencernaan yang membuatnya kesulitan untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan, sehingga semua makanan yang dimakan harus dihaluskan. Kondisi ini mengakibatkan berat badan Ubai saat ini hanya 14 kilogram.
Untuk membantu penglihatannya, Ubai memakai kacamata yang hampir 5 tahun menemaninya. Seharusnya setiap 3 bulan dilakukan kontrol ke dokter mata, namun jarang dilakukannya lagi bahkan hampir tak pernah.
Keluarga ini tidak memiliki BJPS karena sudah tidak mampu untuk membayar iuran bulanan, sehingga beberapa pengobatan terpaksa dihentikan. Pengobatan bagi Ubai saat ini dilakukan melalui terapi secara online 1x seminggu di sebuah klinik bilangan Tebet, Jakarta Timur.
Rully, sang ayah sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik namun sejak Januari 2020 diberhentikan dari tempat bekerja, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini keluarganya bergantung pada lakunya gorengan yang dijajakan di depan rumah.
Namun Rully bertekad terus berjuang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk kelak menjadikan Ubai anak yang dapat hidup mandiri, tidak terlunta-lunta dan menyusahkan orang lain karena kekurangan yang dimilikinya. Dia sadar, sebagai orang tua tidak selamanya dapat mendampingi Ubai.
Baca Juga: Gelar Program Inkubasi Kewirausahaan, Kemensos Gandeng Pertamina Lubricants
Tidak hanya memberikan bantuan, Grace juga menyempatkan waktu berbincang bersama keluarga tangguh ini. Menanyakan kondisi Ubai dan keluarganya, memberikan motivasi bahkan dengan penuh kasih sayang Grace yang juga ibu dari dua anak menggendong Ubai hingga tidur terlelap didekapannya.
“Alhamdulillah, seneng banget..tidak nyangka juga akhirnya pemerintah tahu juga soal Ubai dari yang awalnya saya nekat mau jual ginjal… berasa mimpi aja didatengi Ibu kesini," ujar Rully, menanggapi kehadiran Grace.
Respons cepat terhadap Ubai merupakan tindak lanjut dari hasil assessment respons kasus Anak Berkebutuhan Khusus yang dilakukan Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Balai Rehabilitasi Sosial “Handayani” milik Kemensos.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi menyatakan, respons cepat atas apa yang dialami Ubai merupakan upaya wujud "Kemensos Hadir" di tengah-tengah masyarakat.
“Di Direktorat Jenderal Rehsos sebagai bagian dari Asistensi Rehabilitasi Sosial kami ada respons kasus untuk situasi-situasi kedaruratan dan ini merupakan bagian itu. Kami berkoordinasi dengan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabiitas mengupayakan agar anak-anak dapat terpenuhi hak-haknya. Makna Kementerian Sosial Hadir luar biasa, harus cepat,” ucap Kanya.