Suara.com - Intelektual Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Absha Abdalla menuliskan sebuah wejangan bernada peringatan kepada Presiden Joko Widodo terkait demo RUU Cipta Kerja yang berlangsung hari ini, Senin (5/20/2020).
Pria yang kerap disapa Gus Ulil ini mengenang masa-masa ketika Presiden Jokowi dielu-elukan rakyat di masa awal pemerintahannya. Namun, Gus Ulil merasa sentuhan Presiden Jokowi kepada rakyat itu kini telah hilang.
Ia pun menuliskan pesan tersebut menggunakan bahasa Inggris.
"Pak @jokowi, why do you seem to be out of touch with your people? When first elected, you were lauded as the president of people?
Baca Juga: Sidang Paripurna Pengesahan RUU Cipta Kerja Berlangsung Tegang
(Pak Jokowi kenapa Anda tampaknya Anda jauh dari rakyat ? (Padahal) Saat pertama kali terpilih, Anda dipuji sebagai presiden rakyat? -red)" tulis Gus Ulil melalui Twitter-nya.
Menantu dari Ulama Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus ini lantas mengaitkan sikap Presiden itu dengan aksi para buruh yang menggelar demo menolak RUU Cipta Kerja hari ini.
"Today, thousand workers took to the streets complaining about the draft law that will do them injustice. They deserve your ear, Mr. President. Please.
(Hari ini, ribuan pekerja turun ke jalan mengeluhkan RUU yang akan membuat mereka tidak adil. Mereka pantas didengarkan, Pak Presiden. Tolong -red)," pinta Gus Ulil.
Buruh dilarang demo
Baca Juga: Ruhut: Jangan Mau Demo Dikompori Para Begundal Provokator yang Gagal Paham
Polda Metro Jaya memastikan tidak mengeluarkan izin keramaian terhadap aksi unjuk rasa yang rencananya akan digelar oleh serikat pekerja buruh dalam rangka menolak RUU Omnibus Law - Cipta Kerja. Aksi unjuk rasa tersebut rencananya bakal digelar hari ini hingga 8 Oktober di depan Gedung DPR/ MPR RI.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan upaya pencegahan terhadap aksi unjuk rasa tersebut. Salah satunya dengan melakukan patroli di wilayah-wilayah titik keberangkatan peserta aksi.
"Di masing-masing wilayah juga kita telah sampaikan di wilayah-wilayah yang mau berangkat, kami bubarkan, kita sampaikan supaya mereka tidak datang ke sini," kata Yusri kepada wartawan, Senin (5/10/2020).
Kendati begitu, Yusri mengklaim bahwa upaya pencegahan tersebut mereka sampaikan dengan menggunakan pendekatan humanis dan persuasif. Diharapkan, para peserta aksi pun nantinya dapat memahami lantaran kekinian masih dalam situasi pandemi Covid-19.
"Sekarang kita imbau, kita mengharapkan agar mereka mengerti pandemi Covid-19 ini semakin tinggi di Jakarta. Jangan jadi klaster baru," ujarnya.