Suara.com - Eks Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu turut mengomentari sentilan mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah kepada politisi Fahri Hamzah.
Febri yang menuliskan sentilannya karena Fahri akhirnya mendukung penuh KPK di situasi saat ini mengaku terharu dengan dukungan Fahri.
"Ada suatu masa ketika @Fahrihamzah mendukung penuh KPK dengan tagar #AyoKPKKamuBisa. Saya Terharu.. Selamat datang di "new normal" Selamat pagi..." tulis Febri Diansyah, Senin (5/10/2020).
Sentilan ini kemudian ditanggapi oleh Said Didu yang menyebut bahwa publik pun tahu mana yang salah dan benar di KPK.
Baca Juga: Disindir Febri, Fahri: Saya Sekarang Ini Nampak Jinak karena Atur Posisi
"Tapi publik sudah tahu kok siapa sebenarnya yang menjadi malaikat maut KPK dan menjadi corong pelemahan KPK seperti yang diinginkan oleh penguasa saat ini," tulis Said Didu.
Polemik internal KPK kembali mencuat ketika Febri Diansyah menyatakan mundur sebagai Kepala Biro Humas lembaga antirasuah itu pada September lalu.
Fahri Hamzah mengatakan perginya mantan aktivis dari KPK (Febri Diansyah) dapat dimengerti karena ada perbedaan konsep “independen” di antara mereka.
"Sebagai rakyat kita menyimak cara lembaga itu bertransformasi menjadi lembaga koordinasi pencegahan dan penindakan pemberantasan korupsi. Saya sih optimis mereka bisa," kata Fahri.
Mantan wakil ketua DPR itu mengatakan kini tidak mau mengungkit-ungkit lagi persoalan yang terjadi internal KPK periode sebelum-sebelumnya.
Baca Juga: Soroti UU Bermasalah, Novel: Sudah Cukup Ngawurnya, Kasihan Bangsa Ini
"Saya gak mau lagi buka borok masa lalu KPK yang busuk. Pertama saya bukan pejabat publik dan kedua biarkan KPK memperbaiki diri dari dalam," kata dia.
Sebab, kata Fahri, dia percaya lembaga KPK sekarang diawasi oleh tokoh-tokoh bermoral. Tokoh-tokoh yang disebut Fahri "berkelas moralnya" itu kini sedang bekerja keras dan menyadari tugas transformatif lembaga KPK.
Kelima anggota Dewan Pengawas KPK, yakni Artidjo Alkostar (mantan hakim MA), Albertina Ho (wakil ketua Pengadilan Tinggi Kupang), Syamsuddin Haris (peneliti LIPI), Harjono (mantan hakim MK), dan Tumpak Hatarongan Panggabean (mantan wakil ketua KPK periode 2003-2007).
Fahri meminta kalangan anti korupsi untuk, "sabarlah teman-teman, pemberantasan korupsi kayak nguber maling jemuran itu salah. Korupsi adalah kejahatan otak. Pemberantasan korupsi pakai otot gak bakal sampai kemana-mana. Hanya tim hore yang senang. Negara gak dapat apa-apa kecuali keributan. Penegakan hukum perlu konsep."
Fahri mengaku sudah mengkritik KPK sejak 2006. Dia mengatakan belasan tahun berdiri meyakinkan semua orang lewat pidato, seminar, ceramah, dan bedah buku. "Dan saya tidak bisa berubah oleh apa yang saya mengerti sebagai sumber keyakinan. Dan setiap hari ia menjadi sumber keyakinan," katanya.
Fahri mengajak untuk percaya bahwa KPK adalah lembaga publik. KPK, kata dia, akan terus bekerja di ruang publik yang transparan.
"Saya percaya di dalamnya banyak kebaikan. Saya percaya mereka akan mengatasi semua persoalan. Asalkan terus kita perbaiki dan di bawah pengawasan," katanya.