Demo di Chili, Polisi Lempar Bocah 16 Tahun ke Sungai

Minggu, 04 Oktober 2020 | 13:40 WIB
Demo di Chili, Polisi Lempar Bocah 16 Tahun ke Sungai
Ilustrasi demo. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petugas polisi di Chili terekam kamera melempar seorang bocah laki-laki berusia 16 tahun dari jembatan ke sungai.

Menyadur The Guardian, Minggu (4/10/2020), remaja itu merupakan satu di antara rombongan pengunjuk rasa yang menggelar demo di ibu kota, Santiago.

Petugas kepolisian Carabineros pada Jumat (2/10) malam, menggunakan gas air mata dan jet air tekanan tinggi untuk memukul mundur para demonstran yang menggelar aksi di Plaza Italia.

Sebuah video disebutkan menunjukkan salah satu personel mengangkat bocah itu ke atas pagar jembatan, sebelum menjatuhkannya ke sungai Mapocho.

Baca Juga: Aksi Bakar-bakaran, Demo Mahasiswa HMI Rusuh di Depan DPRD Banten

Sesaat setelah jatuh saluran beton itu, remaja ini terlihat berbaring tak bergerak, tertelungkup di perairan dangkal.

"Saat para pengunjuk rasa melarikan diri, kami melihat saat polisi mencegat (bocah itu) dan melemparkannya dari jembatan," ujar Pavel Pavelic Jofre, pemimpin sekelompok sukarelawan dalam protes.

Pavel menyebut pihaknya langsung mengirim dua orang untuk turun ke sungai dan memberikan bantuan kepada remaja ini.

"Setelah kondisinya stabil, pemadam kebakaran dapat mengangkatnya dari sungai untuk dilarikan ke rumah sakit," imbuhnya.

Menanggapi insiden itu, Jenderal Enrique Monras, juru bicara kepolisian Carabineros, mengatakan bocah itu kehilangan keseimbangan dan jatuh selama penangkapan, alih-alih sengaja dilempar.

Baca Juga: Ribuan Buruh Tangerang akan Demo 6-8 Oktober, Ini Kata Bupati

Menurut Monras, kepolisian memiliki rekaman sendiri yang akan menguatkan posisi mereka. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut video apa yang ditunjukkan.

Remaja itu disebutkan kini menjalani perawatan di Klinik Santa Maria dan dalam kondisi stabil.

Begitu video pelemparan bocah ini tersebar luas di media sosial, kepolisian Carabineros menghadapi tekanan baru terkait tudingan penggunaan tindakan brutal.

Politisi oposisi menyerukan Jenderal Mario Rozas, kepala Carabineros, untuk mengundurkan diri menyusul serangkaian dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Sejak Oktober tahun lalu, Chili telah diguncang oleh gelombang protes massa terhadap ketidaksetaraan yang merajalela dan sejumlah ketidakadilan sistemik.

Tindakan kekerasan polisi di Chili belakangan telah dikecam secara internasional.

Jaksa penuntut umum Chili menyebut sejak Oktober 2019 lalu, Carabineros dituding berada di balik 8.575 dugaan pelanggaran hak asasi manusia terkait kekerasan dalam protes. Berujung pada diberhentikannya 16 petugas polisi.

Beberapa misi internasional, termasuk delegasi yang dikirim oleh komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Michelle Bachelet, mantan presiden Chili, menyampaikan laporan yang memberatkan dengan merinci banyak pelanggaran yang telah terjadi selama protes, termasuk dugaan penyiksaan dan pelecehan seksual. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI