Suara.com - Inggris resmi melarang penggunaan sedotan plastik mulai Kamis (1/10), setelah tertunda selama enam bulan akibat pandemi virus corona.
Menyadur ABC News, pemerintah Inggris juga melarang pemakaian cotton bud dan sendok minuman yang terbuat dari plastik.
Pengecer dilarang menjual atau memasok barang sekali pakai sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi limbah dari plastik sekali pakai.
Kendati demikian, aturan ini memberikan pengecualian bagi para penyandang disabilitas atau terhambat kondisi medisnya.
Baca Juga: Ada Duel MU vs Tottenham Hotspur, Berikut Jadwal Liga Inggris Pekan Keempat
Larangan plastik sekali pakai ini harusnya mulai diterapkan pada April. Namun akibat wabah virus corona yang berujung tindakan penguncian, aturan ini pun tertunda.
Aktivis lingkungan menyambut baik penerapan larangan ini, namun menyebut langkah ini masih jauh dari kata cukup.
Aktivis lingkungan dari ClientEarth, Tatiana Lujan, mengatakan sedotan, sendok pengaduk, maupun cotton bud hanyalah sebagian kecil dari plastik sekali pakai.
"(Plastik) mengotori lingkungan kita dan melepaskan zat beracun dan emisi gas rumah kaca saat dibakar, atau bahkan saat dibuat," ujar Lujan.
Lebih jauh Lujan menyebut negara-negara seperti Irlandia dan Prancis telah menunjukkan ambisi yang jauh lebih besar dari pada Inggris, melalui kemasan yang dapat digunakan kembali dan skema pengembalian deposit.
Baca Juga: Nyentrik! Begini Perayaan Hari Batik Nasional di Rusia dan Inggris
Warga Inggris diperkirakan menggunakan 4,7 miliar sedotan plastik, 316 sendok pengaduk plastik, dan 1,8 miliar cotton bud dalam satu tahun.