"Ada banyak yang harus diperbaiki, karena kondisi gedung banyak yang bocor, fasilitas air bersih juga perlu diperbaiki. Nanti Dinas Pemukiman akan merenovasi fasilitas yang rusak. Kami beri waktu dua pekan untuk menyelesaikan pekerjaan renovasi itu sehingga setelah itu kita bisa langsung digunakan. Sementara tenaga kesehatan akan diatur oleh dinkes," ujar John.
Pemerintah Kabupaten Mimika semula juga memikirkan untuk dapat memindahkan sebagian pasien Covid-19 dengan gejala sedang ke tempat isolasi milik Freeport di Mile 38.
Namun, setelah berkoordinasi dengan manajemen Freeport rencana itu urung dilakukan mengingat pasien (karyawan) yang terpapar Covid-19 yang menjalani program isolasi di tempat itu juga sudah banyak.
"Bahkan mereka pasang tenda di luar gedung dan sedang membangun lagi fasilitas untuk menampung karyawan yang terpapar Covid-19. Di Tembagapura, tempat isolasinya memang sangat memadai, perusahaan menyiapkan beberapa barak dengan kapasitas 1.000 tempat tidur, tapi itu tidak mungkin dilakukan karena lokasinya sangat jauh dari Timika," kata John.
Dasilitas rusun Wisma Atlet Kelurahan Timika jaya SP2 yang disiapkan untuk menjadi klinik darurat penanganan pasien Covid-19 dengan gejala sedang memiliki kapasitas sekitar 42 tempat tidur (tiga lantai).
Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra mengatakan pihaknya harus merekrut sekitar 98 orang petugas untuk mengelola klinik darurat Wisma Atlet SP2 yang akan dijadikan tempat penampungan pasien isolasi Covid-19 dengan gejala ringan.
"Nanti akan ada penanggung jawab yaitu dokter spesialis penyakit dalam dibantu lima orang dokter umum, ada tenaga medis, penunjang medis yang bertugas selama 1x24 jam dengan lima shift kerja," kata Reynold. [Antara]