Jenguk Korban Pemerkosaan, Dua Pimpinan Oposisi India Ini Ditahan Polisi

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 19:39 WIB
Jenguk Korban Pemerkosaan, Dua Pimpinan Oposisi India Ini Ditahan Polisi
Rahul Gandhi, salah satu pimpinan partai oposisi Pemerintah India.[Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua pimpinan oposisi paling terkemuka di India ditahan oleh polisi ketika mereka akan mengunjungi keluarga korban kasus pemerkosaan.

Menyadur The Guardian, Jumat (2/10/2020) Rahul dan Priyanka Gandhi, tokoh terkemuka di partai Kongres, didatangi dan ditahan oleh polisi di negara bagian Uttar Pradesh saat mereka berusaha untuk mengunjungi keluarga korban kasus pemerkosaan di desa Hathras.

Desa Hathras menjadi pecahnya aksi protes minggu ini setelah kematian seorang gadis Dalit berusia 19 tahun dari desa tersebut, yang diduga diperkosa beramai-ramai dan disiksa dengan kejam oleh empat pria. Dia meninggal di rumah sakit pada Selasa pagi karena luka-lukanya.

Pihak keluarga menuduh bahwa dia adalah korban kekerasan berbasis kasta, yang dilakukan oleh pria dari kasta atas karena dia adalah seorang Dalit - kasta terendah.

Baca Juga: Bocah Pakai Kostum Mahatma Gandhi saat Tes Swab, Begini Tampilannya

Protes dimulai yang menuduh polisi tidak menangani kasusnya dengan serius karena kastanya, dan kemarahan semakin meradang pada hari Rabu ketika keluarga tersebut menuduh bahwa polisi telah mengkremasi tubuhnya pada malam hari bertentangan dengan keinginan mereka.

Perintah bagian 144, mencegah pertemuan lebih dari lima orang, diberlakukan di desa tersebut. Daerah itu juga dianggap sebagai zona penyebaran Covid-19.

Pemerintah mencegah orang luar masuk ke desa tersebut, yang diklaim beberapa pemimpin oposisi sebagai langkah bermotif politik sebagai langkah untuk mencegah kerusuhan.

Pada Kamis pagi, Priyanka dan Rahul Gandi berkendara ke Hathras untuk bertemu dengan keluarga korban dan pengunjuk rasa.

Tiba-tiba mobil mereka dihentikan sekitar 100 mil dari desa oleh polisi. Priyanka dan Rahul tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Termakan Janji Pekerjaan, Ayah Tega Jual Anak Gadisnya Seharga Rp 600 Ribu

Namun saat akan melanjutkan perjalanan, mereka dihalangi oleh barikade polisi, dan Rahul Gandhi didorong oleh petugas, yang kemudian menahannya.

"Saya berdiri di sini dengan damai. Saya ingin berjalan sendirian ke Hathras. Aturan 144 berbicara tentang pertemuan umum. Saya akan pergi sendiri ke Hathras. Atas dasar apa Anda menahan saya?" ujar Rahul kepada petugas yang menangkapnya.

Berbicara kepada orang banyak yang berkumpul, Rahul berkata: "Baru saja polisi mendorong saya, lathi menyerang saya dan melemparkan saya ke tanah. Saya ingin bertanya, bisakah hanya Modi-ji berjalan di negara ini? Tidak bisakah orang normal berjalan?"

Para pemimpin partai Kongres dituduh memicu ketegangan oleh para menteri di partai berkuasa Bharatiya Janata dengan mengunjungi desa dan terlibat unjuk rasa.

Yogi Adityanath, kepala menteri Uttar Pradesh, mengatakan kasus itu telah diserahkan ke tim penyelidik khusus dan akan segera dibawa ke pengadilan.

Sebuah laporan forensik polisi yang dirilis pada hari Kamis menyatakan bahwa gadis berusia 19 tahun itu tidak diperkosa, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan laporan dari rumah sakit Delhi tempat dia dirawat.

Menurut laporan The Guardian, India adalah negara paling berbahaya di dunia untuk seorang wanita dan wanita dari kasta yang lebih rendahlah yang menanggung beban kekerasan seksual.

Selama sebulan terakhir, telah terjadi banyak insiden gadis-gadis muda Dalit diperkosa dan dibunuh di Uttar Pradesh.

Pada hari Kamis, tersiar kabar tentang seorang wanita Dalit berusia 22 tahun di Uttar Pradesh yang diduga dibius dan diperkosa beramai-ramai saat mendaftar sebuah sekolah dua hari sebelumnya. Dia juga kemudian meninggal karena luka-lukanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI