Dampak Pandemi, 2,5 Juta Anak Berisiko Dinikahkan karena Tuntutan Ekonomi

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 19:39 WIB
Dampak Pandemi, 2,5 Juta Anak Berisiko Dinikahkan karena Tuntutan Ekonomi
Ilustrasi pernikahan dini. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setidaknya 2,5 juta anak di seluruh dunia terancam dipaksa untuk menikah dalam lima tahun ke depan, sebagai akibat dari krisis pandemi virus corona.

Menyadur The Guardian, Jumat (2/10/2020), badan amal Save The Children melaporkan meroketnya jumlah pernikahan dipicu oleh dampak pandemi, penutupan sekolah dan semakin banyak keluarga yang jatuh ke jurang kemiskinan.

Perkiraan yang tertuang dalam laporan Global Girlhood 2020, menyebut pandemi Covid-19 membalikkan kemajuan yang telah dicapai sepanjang dua dekade terakhir, terkait penurunan jumlah pernikahan anak.

Sepanjang tahun ini saja, setengah juta lebih anak perempuan terancam dijodohkan. Ini akan membuat jumlah total pernikahan anak mencapai 12,5 juta pada akhir 2020.

Save the Children menyebut penutupan sekolah di seluruh dunia yang berdampak pada 1,6 miliar anak, di mana 10 juta siswa yang kebanyakan perempuan, tak akan pernah kembali ke sekolah.

Laporan ini juga memperkirakan lebih dari satu juta anak di bawah usia 18 tahun bisa hamil tahun ini. Menempatkan mereka pada risiko melahirkan yang masih menjadi penyebab utama kematian anak-anak usia 15-19 tahun.

Lebih jauh, Asia Selatan disebut-sebut akan menjadi wilayah yang paling terdampak lonjakan pernikahan anak, dengan hampir 200 ribu gadis akan dipaksa menikah sepanjang tahun ini, lantaran tekanan ekonomi akibat pandemi.

Kepala eksekutif Save the Children UK, Kevin Watkins mengatakan kekurangan ekonomi dalam keluarga cenderung mengakibatkan orang tua memaksakan anak gadisnya untuk menikah dengan pria yang lebih tua, dengan dalih mendapatkan nasib yang lebih baik.

"Pernikahan ini melanggar hak-hak perempuan dan membuat mereka berisiko lebih tinggi mengalami depresi, kekerasan seumur hidup, cacat, bahkan kematian saat melahirkan," beber Watkins.

Baca Juga: Bocah Pakai Kostum Mahatma Gandhi saat Tes Swab, Begini Tampilannya

India dicontohkan sebagai salah satu negara yang paling terdampak pandemi Covid-19 dan berujung pada maraknya fenomena pernikahan anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI