Bantah Mengancam, Istana Ultimatum KAMI: Jangan Kebablasan, Tahu Batas!

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 17:35 WIB
Bantah Mengancam, Istana Ultimatum KAMI: Jangan Kebablasan, Tahu Batas!
Massa berunjuk rasa di depan Gedung Juang 45 Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/9/2020). [ANTARA FOTO/Didik Suhartono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian, menegaskan bahwa pemerintah tidak mengancam pihak manapun termasuk kepada Gerakan KAMI.

Pemerintah melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hanya mengingatkan memberikan masukan wajar, namun tidak boleh kebablasan.

"Tidak ada ancaman. Itu mengingatkan, memberikan masukan dalam demokrasi wajar, tetapi jangan kebablasan. Tahu batas," ujar Donny saat dihubungi wartawan, Jumat (2/10/2020).

Pernyataan Donny menanggapi Presidium KAMI, Din Syamsuddin yang berpesan kepada Moeldoko untuk tidak perlu sampai melemparkan ancaman.

Menurutnya,  saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis akibat pandemi Covid-19. Sehingga yang dibutuhkan, yakni menjaga stabilitas negara.

"Bahwa kita sekarang sedang mengalami krisis. Yang dibutuhkan stabilitas, bukan instabilitas," ucap dia.

Donny mengingatkan bahwa berpolitik boleh asal tidak kebablasan dan melanggar aturan. Pasalnya, ada konsekuensi bagi pihak-pihak yang melewati batas ataupun melanggar aturan.

"Kalau bermain politik, maka tentu apabila ada yang kebablasan atau langgar aturan, pasti ada konsekuensinya. Risiko bukan ancaman, tetapi konsekuensi logis dari gerakan yang melewati batas-batas," katanya.

Merasa Diancam

Baca Juga: Tengku Protes: Pak Moeldoko, Anda Kepala Staf Presiden atau Menkopolhukam?

KAMI menjawab balik pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang meminta kelompok itu tidak mengganggu stabilitas politik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI