Amnesty Ungkap Lokasi Penembakan Pendeta Yeremia oleh Diduga TNI di Papua

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 15:39 WIB
Amnesty Ungkap Lokasi Penembakan Pendeta Yeremia oleh Diduga TNI di Papua
Amnesty International Indonesia mengungkap titik lokasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Papua yang diduga dilakukan oleh anggota TNI. [Amnesty Internasional]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amnesty International Indonesia mengungkap titik lokasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Papua yang diduga dilakukan oleh anggota TNI.

Peneliti Amnesty International Indonesia Ari Pramuditya mengatakan, gambar citra satelit ini didapatkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber.

"Disclaimer dulu, kami masih melakukan verifikasi dan penelusuran terhadap keseluruhan dari kasus ini, namun ini kami menyampaikan beberapa hal yang sudah berhasil kami verifikasi dan identifikasi sejauh ini," kata Ari dalam diskusi virtual, Jumat (2/10/2020).

Dalam gambar tersebut, ada dua titik yang berdekatan yakni titik A rumah pendeta Yeremia dan titik B pos TNI, kemudian titik C yang merupakan kandang ternak babi milik pendeta Yeremia.

Baca Juga: TNI Diduga Bunuh Pendeta Yeremia, Mahfud: Keluarga Larang Jenazah Diperiksa

Amnesty International Indonesia mengungkap titik lokasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Papua yang diduga dilakukan oleh anggota TNI. [Amnesty Internasional]
Amnesty International Indonesia mengungkap titik lokasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Papua yang diduga dilakukan oleh anggota TNI. [Amnesty Internasional]

"Titik B yang ditempati pos militer ini sudah ditempati 9 bulan lalu yang juga merupakan sekolah satu atap yang dimiliki yayasan pendidikan dan Sekolah Injil di Hitadipa," jelasnya.

Ari menyebut, berdasarkan keterangan saksi terduga pelaku penembak pendeta Yeremia adalah anggota TNI yang berasal dari pos di titik B tersebut.

"Saksi menyebutkan penembakan diduga dilakukan oleh salah satu anggota TNI yang menempati pos di sekolah tersebut, terduga pelaku disebutkan saksi telah lama menduduki pos itu, lokasi pos dengan rumah pendeta cukup dekat berseberangan, sehingga menurut kami cukup masuk akal," ucapnya.

Penembakan itu, kata Ari, dilakukan oleh diduga TNI di titik C alias kandang Babi saat pendeta Yeremia memberi makan ternaknya pada tanggal 19 September 2020.

"Sebelum meninggal pendeta juga sempat menceritakan kejadian yang dialami kepada para saksi sebelum akhirnya meninggal pada tengah malam waktu setempat," tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Bakal Profesional Usut Kasus Pendeta Dibunuh di Papua

Setelah kejadian, para tokoh masyarakat bersama pejabat publik mulai dari Bupati Intan Jaya, Dandim sampai Wakapolda langsung mengadakan pertemuan duka bersama keluarga pendeta Yeremia.

"Pemberian uang duka tidak boleh menghentikan penyelidikan pidana terhadap kasus ini, pelaku harus tetap diusut dan diadili di pengadila terbuka," tegasnya.

Hingga kini , elum ada kebenaran yang pasti dari peristiwa penembakan Pendeta Yeremia. Sebab, TNI menyebut hal itu dilakukan oleh kelompok bersenjata.

Sementara pihak keluarga dan Gereja Kemah Injil Indonesia di Papua menyebut pelaku adalah seorang TNI.

Menkopolhukam Mahfud MD juga sudah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus ini melalui Kepmenkopolhukam Nomor 83 Tahun 2020.

Dalam surat tersebut, Mahfud menunjuk Benny Mamonto, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebagai ketua tim investigasi lapangan dengan tenggat waktu kerja dua minggu.

TGPF tersebut terdiri dari Polri Kemenko Polhukam, Badan Intelijen Negara (BIN), Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Sedangkan khusus tim investigasi lapangan tokoh masyarakat Papua, tokoh pendidikan di Papua juga ikut dilibatkan.

REKOMENDASI

TERKINI