Ferdinand Kritik Telak Musni Umar: Anda Rektor Tapi Jadi Sekelas Buzzer

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 13:30 WIB
Ferdinand Kritik Telak Musni Umar: Anda Rektor Tapi Jadi Sekelas Buzzer
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengkritisi Anies Baswedan lewat kicauannya. (Instagram/@ferdinand_hutahaean)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean angkat bicara merespons pernyataan Musni Umar terkait pendemo Gatot Nurmantyo yang koncar kacir saat pendukungnya datang dan mengejar mereka.

Respons berupa sentilan tersebut disampaikan lewat jejaring akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Jumat (2/9/2020).

Ferdinand mengkritisi Rektor UIC tersebut lantaran dianggap seolah-olah menjadi saksi di lapangan. Padahal ia tidak berada di lokasi dan tidak menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.

"Orang yang bicara ini tak berada di lokasi dan tidak menyaksikan secara langsung peristiwa yang terjadi. Tapi berani bicara seolah dirinya menjadi saksi hidup di lapangan," ujarnya seperti dikutip suara.com.

Baca Juga: Ratusan Purnawirawan Berkerumun di TMP Kalibata, Ini Reaksi Pangdam Jaya

Tak hanya itu, Politisi Partai Demokrat ini juga menyentil Musni Umar. Menurutnya, Musni Umar sudah seperti buzzer yang tak laku, miskin literasi, fakir narasi, dan krisis aura.

Cuitan Ferdinand Hutahean Sentil Musni Umar (Twitter/@FerdinandHaean3).
Cuitan Ferdinand Hutahean Sentil Musni Umar (Twitter/@FerdinandHaean3).

"Mus, sampean seorang rektor kenapa jadi sekelas buzzer tak laku? Miskin literasi, fakir narasi, dan krisis aura. Kasihan," imbuh Ferdinand.

Cuitan Ferdinand berangkat dari video yang diunggah Musni Umar lewat akun Twitter miliknya, Jumat (2/10/2020).

Dalam video tersebut, Rektor UIC ini membahas soal pendemo Gatot Nurmantyo yang kocar-kacir saat pendukung Gatot datang dan mengejar mereka.

Musni Umar dalam videonya berbicara soal kericuhan pada saat acara tabung bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Purnawirawan PPKN Berkerumun Tak Berizin, Pangdam Jaya Belum Berikan Sanksi

Ia mengaku prihatin dengan kejadian yang menurutnya tak perlu terjadi ini.

Rektor UIC tersebut mengatakan aksi yang hanya sekadar tabur bunga tidak perlu didemo apalagi sampai ada yang membayar para pendemonya. Sebab, ini merupakan bagian dari provokasi.

Menurut Musni, keadaan yang sulit dan tak menentu seperti ini jangan ditambah berat lagi dengan agenda provokasi.

"Jangan lah mereka yang berhimpun di organisasi apapun apalagi yang hanya sekadar tabur bunga didemo, ada yang bayar pada mereka. Ya ini hanya memprovokasi gitu dan keadaan semakin tidak menentu padahal kita mengalami keadaan yang sangat berat di masa pandemi ini," ujarnya.

Acara Tabur Bunga di TMP Kalibata Sempat Ricuh

Insiden kecil sempat terjadi dalam acara tabur bunga yang digelar oleh Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).

Dalam acara tabur bunga itu, turut dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Video insiden itu viral di media sosial dan diunggah akun Instagram @warung_jurnalis.

Dalam keterangannya, insiden itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.

Kericuhan itu terjadi seusai Gatot Nurmantyo dan massa lainnya selesai menggelar acara tabur bunga di TMP Kalibata. Tak lama berselang datang massa aksi lain sambil berorasi.

Meski demikian, kepolisian menegaskan tidak ada bentrok dalam insiden tersebut.

"Tidak ada bentrok , tadi ada acara tabur bunga dari purnawirawan, dan pada saat sudah selesai dan mau pulang ada kelompok yang datang orasi," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budi Sartono kepada wartawan, Rabu malam.

Budi melanjutkan, guna mencegah terjadinya bentrokan, aparat TNI-Polri turut membubarkan massa yang datang dan berorasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI