KPK Eksekusi Mantan Anggota DPR Markus Nari Ke Lapas Sukamiskin Bandung

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 10:07 WIB
KPK Eksekusi Mantan Anggota DPR Markus Nari Ke Lapas Sukamiskin Bandung
Anggota Komisi VIII DPR dari fraksi Partai Golkar Markus Nari menggunakan rompi tahanan KPK dikawal petugas keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Senin (1/4). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ataqu KPK mengeksekusi terpidana kasus korupsi mega proyek e-KTP, Markus Nari ke Lapas Kelas IA Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Mantan anggota DPR itu akan menjalani pidana penjara selama delapan tahun atas vonis pengadilan tindak pidana korupsi.

Markus dieksekusi sesuai putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1998 K/Pid.Sus/2020 tanggal 13 Juli 2020 jo Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 3/PID.SUS-TPK/2020/PT DKI tanggal 20 Februari 2020 jo Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 80/Pid.Sus-TPK/ 2019/PN. Jkt. Pst tanggal 11 November 2019.

"Atas nama terpidana Markus Pidana dengan cara memasukkan terpidana Markus Nari ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IA Sukamiskin," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Jumat (2/10/2020).

Berdasarkan putusan pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, selain dijatuhi hukuman pidana 8 tahun penjara, ia juga harus membayar denda sebesar Rp300 juta. Jika terpidana tidak membayar denda, maka akan dikenakan pidana selama delapan bulan penjara.

Baca Juga: Buka Penyelidikan, KPK Periksa Eks Dirut Anak Perusahaan Telkom

Pidana tambahan lainnya, Markus juga harus membayar uang pengganti sebesar USD 900 ribu. Bila tidak membayar uang pengganti, maka harta kekayaanya akan disita oleh negara.

"Maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka dipidana dengan penjara selama tiga tahun," ujar Ali.

Markus juga dicabut hak politiknya untuk dipilih atau memilih dalam jabatan publik selama lima tahun.

"Itu terhitung sejak terpidana selesai menjalani masa pidana pokok," pungkasnya.

Baca Juga: Potong Hukuman Anas Urbaningrum, KPK Sebut MA Tidak Satu Visi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI