Amien Rais Bentuk Partai Ummat, FPI: Wait and See Aja Dulu

Kamis, 01 Oktober 2020 | 18:15 WIB
Amien Rais Bentuk Partai Ummat, FPI: Wait and See Aja Dulu
Tangkapan layar, politikus senior Amien Rais mendeklarasikan Partai Ummat melalui akun YouTube Amien, Kamis (1/10/2020).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politikus senior Amien Rais mendeklarasikan partai politik baru bernama Partai Ummat. Partai itu diluncurkan melalui siaran langsung di akun YouTube Amien Rais Official, Kamis (1/10/2020) siang.

Dalam tayangan itu, Amien mengklaim Partai Ummat siap bekerja dan berjuang melawan kezaliman di tanah air.

Menanggapi hal itu, Front Pembela Islam (FPI) menyatakan, akan melihat sejauh mana pergerakan Partai Ummat yang didirikan Amien Rais tersebut dalam melawan kezaliman.

"FPI wait and see saja dulu," kata Juru Bicara FPI Munarman saat dihubungi Suara.com, Kamis (1/10/2020).

Baca Juga: Amien Rais Deklarasikan Partai Ummat, Bima Arya Pastikan PAN Tetap Solid

Ketika ditegaskan apakah FPI akan bergabung dan bersama-sama melawan kezaliman bersama Partai Ummat, Munarman kembali menegaskan, pihaknya akan lebih dulu melihat perkembangan ke depan.

"Wait and see ya," singkatnya.

Untuk diketahui, Amien Rais mengumumkan nama partai politik baru yang didirikannya bernama Partai Ummat dengan tekad memegang teguh Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan semua aturan demokrasi universal.

"Partai Ummat akan bekerja dan berjuang memegang teguh Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan semua aturan demokrasi universal," kata Amien saat menyampaikan nama partai baru melalui saluran YouTube resminya.

Dalam penjelasannya, Amien mengatakan bahwa kitab suci Alquran mendorong umat beriman agar dalam mengarungi kehidupan di dunia senantiasa melaksanakan dua perintah Allah Swt secara serentak.

Baca Juga: Bima Arya Sedih Amien Rais Bikin Partai Ummat: Kenapa Harus Bikin Partai?

Pertama, kata dia, melakukan al-amru bil ma'ruf dan an-nahyu'anil munkar, yaitu memerintahkan tegaknya kebajikan dan memberantas keburukan.

"Kedua, menjalankan al-amru bil 'adli dan an-nahya' anudzulimi, yaitu menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman," ujarnya.

Menurut mantan Ketua MPR itu, apabila yang pertama bergerak lebih pada tataran personal, familier, dan komunal (level mikro), kedua bergerak lebih pada tataran nasional (level makro) dan berkaitan erat dengan masalah kekuasaan.

"Sejarah umat manusia menunjukkan bahwa hanya negara yang mampu melakukan kezaliman kolosal. Akan tetapi, sebaliknya pula hanya negara yang dapat menegakkan keadilan secara merata," katanya.

Dengan memiliki sarana dan aparat yang lengkap serta kekuasaan yang paling besar, menurut pendiri PAN itu, negara dapat melancarkan kezaliman politik, kezaliman ekonomi, kezaliman sosial, kezaliman hukum, bahkan kezaliman kemanusiaan.

Namun, Amien menilai hanya negara pula yang dapat menegakkan keadilan bagi semua rakyatnya sehingga semua tergantung pada pemerintah yang sedang berkuasa.

"Semua tergantung pada pemerintah yang berkuasa apakah sedang membela kepentingan rakyat dan umat, atau sebaliknya sedang membela kepentingan konglomerat dan korporatokrat," ujarnya.

Pada akhirnya, kata Amien, segolongan umat manusia harus berikhtiar untuk menegakkan keadilan sekaligus melawan kezaliman secara sisitematik lewat perjuangan politik.

Partai Ummat bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya melawan kezaliman dan menegakkan keadilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI